Zebra Technologies Corporation, perusahaan penyedia solusi digital terkemuka, baru-baru ini merilis hasil temuan Global Warehousing Study 2023. Studi ini membahas rencana pengambil keputusan di bagian pergudangan dalam mengadopsi teknologi radio frequency identification (RFID) dan upaya modernisasi untuk mengatasi tantangan operasional.
Rencana Penggunaan RFID pada Tahun 2028
Dari hasil studi, diketahui bahwa sebanyak 58% pengambil keputusan di bagian pergudangan berencana untuk menggunakan teknologi RFID pada tahun 2028. RFID diharapkan dapat meningkatkan visibilitas persediaan dan menghindari kehabisan stok, dengan penggunaan RFID reader jenis fixed, passive, atau handheld yang akan menjadi pilihan utama. Penemuan ini mencerminkan peran krusial RFID dalam melakukan tracking terhadap aset, pekerja, dan barang di lingkungan gudang, yang telah menjadi alat bantu pemecahan masalah bagi industri-industri selama 50 tahun terakhir.
Modernisasi untuk Mengelola Pengembalian Barang
Studi juga mencatat bahwa 73% pengambil keputusan di bagian pergudangan secara global telah atau akan mempercepat proyek modernisasi mereka. Ini diharapkan dapat mengatasi tantangan utama, yaitu pengelolaan pengembalian barang, yang dihadapi oleh hampir setengah pengambil keputusan di sektor pergudangan yang disurvei. Peningkatan signifikan ini terutama terjadi seiring pertumbuhan e-fulfillment dalam beberapa tahun terakhir.
Eric Ananda, Country Manager Indonesia, Zebra Technologies, menyatakan bahwa peningkatan pengembalian barang mengharuskan para pemimpin di bagian pergudangan untuk memodernisasi operasional mereka dengan solusi teknologi. Beberapa solusi yang diusulkan termasuk komputer mobile, tablet enterprise, printer mobile, dan Zebra VisibilityIQ Foresight.
Meningkatkan Efisiensi dengan Otomatisasi
Studi Zebra juga mengungkapkan bahwa para pengambil keputusan di bagian pergudangan menambah jumlah pekerja lini depan dengan otomatisasi pergudangan. Ditemukan bahwa tujuh dari 10 pengambil keputusan di sektor ini telah mengotomatiskan atau berencana mengotomatiskan alur kerja pada tahun 2024. Ini bertujuan untuk mendukung staf pergudangan dan mengalihkan mereka untuk melakukan pekerjaan bernilai tinggi yang fokusnya melayani kebutuhan pelanggan.
Memprioritaskan Keberlanjutan dalam Pengambilan Keputusan
Para pengambil keputusan di bagian pergudangan memilih solusi berdasarkan kemampuannya untuk membangun operasional yang berkelanjutan. Temuan ini sejalan dengan fokus global pada pengurangan emisi dan limbah, penggunaan teknologi yang memaksimalkan masa pakai baterai, dan penggunaan bahan yang dapat digunakan kembali. Lebih dari itu, 81% pengambil keputusan di sektor pergudangan global menganggap penting bagi vendor teknologi untuk memiliki langkah-langkah keberlanjutan dalam menjalankan bisnis mereka.
Temuan Utama Regional
Asia Pasifik (APAC)
Mayoritas staf dan pengambil keputusan di bagian pergudangan di APAC memiliki pemahaman yang sama mengenai pentingnya mencapai akurasi yang lebih baik dan menentukan ketersediaan. Sebanyak 70% dari kedua kelompok yang disurvei tersebut mengakui bahwa mereka membutuhkan tools manajemen persediaan barang yang lebih baik untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Eropa, Timur Tengah, Afrika (EMEA)
43% pengambil keputusan di bagian pergudangan di EMEA menyebutkan bahwa manajemen pengembalian barang merupakan tantangan utama dalam operasional – persentasenya meningkat 12 poin dari tahun ke tahun.
Amerika Latin
83% pengambil keputusan di bagian pergudangan di kawasan Amerika Latin mengatakan bahwa mereka di bawah tekanan untuk meningkatkan kinerja sembari menyesuaikan diri dengan pergeseran permintaan konsumen e-commerce, yang paling banyak di antara wilayah lainnya.
Amerika Utara
85% staf pergudangan di kawasan ini khawatir dalam mengelola beban kerja dan tingkat stres untuk memenuhi tujuan produktivitas, melebihi rata-rata global sebesar 79%.
Latar Belakang dan Metodologi Survei
Warehousing Vision Study Zebra dilakukan pada bulan Maret dan April 2023 oleh perusahaan riset pihak ketiga, Azure Knowledge Corporation. Studi ini melibatkan lebih dari 1.400 pengambil keputusan dan staf di berbagai sektor di Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, dan Asia Pasifik.