Video slow motion berikut ini memperlihatkan sebuah gerakan lambat partikel yang dilepaskan ke udara saat titik-titik hujan menyentuh tanah.
Anda mungkin sering merasakan bau yang khas dan bersahaja yang timbul setelah hujan.
Bau yang sering Anda cium saat hujan berasal disebut Petrichor. Kata ini diciptakan oleh para ilmuwan pada tahun 1960. Bau itu sendiri merupakan campuran berbagai senyawa. Salah satu senyawanya disebut geosmin yang dilepaskan oleh bakteri dalam tanah (juga ditemukan pada tanaman bit), Bau itulah yang tercium sebagai bau khas tanah. Bau lainnya berasal dari materi tumbuhan atau hewan yang telah terakumulasi dalam tanah.
Ketika hujan menyentuh tanah, senyawa ini dilepaskan ke udara.
Para ilmuwan jaman dahulu hanya mengetahui bahwa senyawa tersebut dibebaskan dari tanah, namun tidak mengetahui detil mekanisme pelepasannya. Tapi kini, para ilmuwan dari MIT telah membuat sebuah video berkecepatan tinggi yang menjelaskan hal tersebut.
Ketika hujan menghunjam permukaan tanah yang berpori, ia memerangkap gelembung udara kecil yang kemudian dilepas ke udara sebagai aerosol.
Aerosol adalah partikel tersuspensi dalam gas, seperti gas yang keluar dari kaleng semprot. Anda dapat melihat detilnya di video ini.
Cullen Buie dan Youngsoo Joung melakukan 600 percobaan pada 28 permukaan yang berbeda. Jika mereka tahu kecepatan jatuhnya hujan serta jenis permukaan tanah, mereka bisa memprediksi berapa banyak partikel akan dibebaskan. Mereka juga menemukan fakta bahwa hujan ringan dan sedang akan melepaskan lebih banyak aerosol daripada hujan yang lebat.
Mengenai istilah Petrichor yang diciptakan oleh ilmuwan tahun 60’an, Buie mengatakan dalam sebuah siaran pers:
Mereka berbicara tentang minyak yang dipancarkan oleh tanaman dan bahan kimia tertentu dari bakteri yang membuat bau yang Anda cium yang didapatkan setelah hujan yang turun selepas musim kering yang panjang. Menariknya, mereka tidak membahas mekanisme bagaimana bau itu masuk ke udara.
