
Pulau Penyengat adalah salah satu pulau yang berada di Provinsi Kepulauan Riau. Pulau yang berada di Kota Tanjung Pinang ini memiliki luas 2 km persegi. Dengan jarak kurang lebih 2 km dari pusat kota Tanjung Pinang. Pulau Penyengat ini bisa dijangkau dengan kapal kecil dari dermaga Tanjung Pinang dengan waktu tempuh sekitar 15 menit berada di perbatasan Indonesia dan Singapura. Pulau Penyengat ini banyak memiliki sejarah yang menarik. Pulau Penyengat merupakan sebuah hadiah perkawinan dari Sultan Mahmud Syah kepada istrinya Engku Puteri Raja Hamidah pada tahun 1805. Pulau Penyengat ini adalah pusat kekuasaan Kerajaan Melayu Riau-Lingga dibawah naungan Sultan Abdulrahman Muazamsyah pada tahun 1900. Pulau Penyengat adalah Warisan Budaya Melayu dan telah dinobatkan sebagai Kawasan cagar Budaya Nasional pada tahun 2018 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pulau Penyengat sendiri memiliki luas lahan 91,15 hektar dan memiliki 46 buah peninggalan Cagar Budaya. Pada tahun 1995 Pulau Penyengat juga pernah menjadi salah satu kandidat situs Warisan Dunia UNESCO. Pulau Penyengat ini banyak sekali meninggalkan cerita dan monument bersejarah. Bebebrapa peninggalan sejarahnya adalah Masjid Raya Sultan Riau, kompleks Istana Kanotr, makam para raja-raja, makam pahlawan nasional Raja Ali Haji dan terdapat pula benteng pertahanan di Bukit Kursi.
Beberapa Kegiatan Wisata di Pulau Penyengat
Pada awalnya, wisatawan yang berkunjung ke Pulau Penyengat ini adalah sejarawan ataupun ulama yang ingin berkunjung ke makam-makan kerajaan. Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, Pulau ini juga banyak didatangi oleh anak-anak muda dan turis yang kebanyakan berasal dari Malaysia, dan Singapura. Beberapa aktivitas menarik di Pulau Penyengat:
- Tur Sejarah
Kegiatan ini pengunjung diajak berkeliling Pulau Penyengat dengan menaiki sepeda. Tentunya pemandu tur ini adalah warga setempat, para wisatawan yang ingin mengikuti kegiatan ini membayar tarif kisaran Rp 70.000 – Rp 350.000 (biaya ini terngantung dengan jumlah peserta tur). Hal ini memberikan manfaat kepada warga setempat untuk menjadi mata pecahariannya. Beberapa objek sejarah yang umumnya dijadikan tujuan adalah Gedung Mesiu, Benteng Kursi, dan Istana Kantor.
2. Tur Masjid Raya Sultan Riau
Kegiatan kedua adalah berkeliling Masjid Raya Sultan Riau, objek wisata ini yang paling sering diminati wisatawan. Para wisatawan yang ingin memasuki Masjid ini harus berpakaian yang sopan, bagi perempuan mengenakan selendang atau hijab untuk menutupi rambut. Pengunjung juga tidak boleh mengambil gambar agar tidak menganggu aktivitas ibadah di dalamnya.
3. Tur Literatur Pulau Penyengat
Pulau Penyengat juga dikenal sebagai pulau literasi dikarenakan banyak cendikiawan yang tinggal dan melahirkan karyanya disini. Salah satu yang paling terkenal adalah Raja Ali Haji yangj uga bergelar pahlawan nasional dibidang sastra dengan gurindam 12-nya yang terkenal. Dalam tur ini, pengunjung akan diajak untuk mengunjungi makam-makam bersejarah seperti makam Raja Ali Haji dan makam Engku Puteri. Tarif dalam tur ini sekitar Rp 80.000 – Rp 280.000 untuk berkeliling selama kurang lebih 2 jam.
Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat
Pariwisata berbasis masyarakat (community based tourism) dikembangkan berdasarkan prinsip keseimbangan dan keselarasan antara berbagai stackholders pembangunan pariwisata termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat. Secara ideal prinsip pembangunan ini menekankan pada pembangunan “dari masyarakat” yang aman dimulai dari tahap pembangunan yaitu dari perencanaan, pembangunan, pengelolaan, dan pengembangan sampai tahap pengawasan serta evaluasi yang harus melibatkan masyarakat setempat. Pola pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dalam pengelolaan suatu objek wisata sebagai perencana, investor, pelaksana, pengelola dan sebagai evaluator yang mana akan bersinergi dengan pemerintah dah juga piha swasta yang hasilnya merupakan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat pula.
Kegiatan Usaha Masyarakat Pulau Penyengat
Pulau Penyengat sudah dikenal oleh masyarakat Kepulauan Riau dengan banyaknya wisatawan yang datang kesana untuk mempelajari sejarah, berziarah ke makam raja-raja, atau hanya berlibur menikmati alamnya. Hal ini dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mencari mata pencaharian tambahan atau sampingan. Sebenarnya masyarakat Pulau Penyengat pekerjaannya ada beberapa yang bekerja sebagai pegawai swasta dan ada juga yang bekerja sebagia pegawai negeri di kota Tanjungpinang. Berbagai usaha yang dijalankan masyarakat Pulau Penyengat yaitu:
- menjual souvenir,
- menjual makanan tradisional,
- menyediakan jasa tourguide,
- menyediakan jasa becak motor,
- menjual bunga rampai untuk peziarah.
Usaha yang mereka miliki biasanya sudah turun-temurun dari keluarga. Apabila dikaitkan dengan masyarakat sebagai pelaksana dengan indikator masyarakat memiliki kegiatan usaha, kebanyakan dari mereka memiliki usaha yang mendapat bantuan dari dana pengembangan pemerintah, namun juga ada kegiatan usaha yang berasal dari modal mereka sendiri.
Kesimpulan
Desa Wisata sangat berperan penting dalam Industri Ekonomi Kreatif. Banyak manfaat yang dirasakan oleh warga setempat, wisatawan, bahkan pemerintah setempat. Manfaat yang dirasakan dari berbagai aspek mulai dari ekonomi, sosial, politik, bahkan kesenian dan kebudayaan. Desa Wisata juga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Dari segi sosial juga berdampak baik karena masyarakat Pulau Penyengat dapat bekerjasama untuk membangun Pulau Penyengat lebih maju agar dapat dikenal oleh khalayak ramai. Selain itu dari segi kesenian dan kebudayaan memiliki dampak postitif, yaitu dari segi kreatifitas masyarakat untuk membuat produk yang unik (souvenir) untuk dijual kepada wisatawan ataupun membuat sebuah pertunjukan yang dipertontonkan kepada wisatawan.
Biodata Penulis

Nama | Tania Syahla Asha |
Tempat / Tanggal lahir | Dabo Singkep, Kepulauan Riau / 29 Juni 1999 |
Pekerjaan | Mahasiswa Tata Kelola Seni Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta (semester 2) |
Alamat Domisili | Jl. Teratai No 21A, Gondokusuman, Yogyakarta |
Kegiatan | Aktif dalam organisasi Ikatan Pelajar Mahsiswa Kepulauan Riau Yogyakarta |