Shopee memprediksi bahwa akan ada peningkatan penetrasi pembayaran digital. Sementara, logistik menjadi bagian terdepan dan mitra brand serta penjual akan mengimplementasikan strategi ritel yang kian inovatif.
Pandemi yang sedang berlangsung telah membawa perubahan yang luas dan mendalam ke dunia online untuk bisnis dan konsumen, sebuah tren yang akan terus berlanjut di kondisi kenormalan baru. Shopee, platform e-commerce terdepan di Asia Tenggara dan Taiwan, menguraikan 3 prediksi utama untuk pasar e-commerce Indonesia di 2021 dalam bidang Pembayaran, Logistik, dan Digitalisasi.
Handhika Jahja, Direktur Shopee Indonesia mengatakan, “2020 adalah tahun yang sangat transformatif untuk e-commerce. Konsumen diharuskan mengikuti regulasi social distancing dan beraktivitas di rumah, sehingga mereka beralih ke platform online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta mencari hiburan dan interaksi.
Hal ini menyebabkan belanja online berkembang dari sekedar pengalaman transaksional menjadi pengalaman yang lebih sosial, dimana platform e-commerce mengintegrasikan lebih banyak elemen interaktif, seperti game dan live streaming untuk mengajak pengguna berpartisipasi. Dengan kemajuan teknologi, peningkatan penetrasi internet, serta pertumbuhan pesat populasi anak muda yang melek teknologi, kami berharap e-commerce memainkan peran penting dalam memfasilitasi pemenuhan kebutuhan, bersosialisasi, dan berbisnis.”
Melihat momentum e-commerce terus berlanjut, Shopee membagikan 3 prediksi utama pasar e-commerce Indonesia di 2021.
1. Peningkatan penetrasi pembayaran digital
Pembayaran digital adalah metode transaksi terfavorit untuk e-commerce, dan dengan semakin terbiasanya masyarakat dengan e-commerce, akan mulai mendorong pergerakan pembayaran non-tunai ke ranah offline.
Shopee terus menawarkan berbagai pilihan pembayaran digital untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang terus berkembang, termasuk dompet digital milik Shopee, yaitu ShopeePay. Faktanya, Shopee melihat peningkatan sebesar 4 kali lipat dalam jumlah total transaksi yang menggunakan ShopeePay di seluruh negara tempat Shopee beroperasi. Peningkatan terbesar yang tercatat berasal dari pengguna yang berusia di atas usia 50 tahun, yang merupakan bukti kemudahan penggunaan ShopeePay, mengingat pengguna di kelompok usia ini biasanya lebih sulit untuk beradaptasi dengan pembayaran digital.
Sementara pemerintah telah bergerak menuju masyarakat non-tunai, pandemi telah mempercepat kebutuhan tersebut di wilayah dimana sebagian besar transaksi konsumen masih menggunakan uang tunai. Sejalan dengan pembatasan pergerakan dan upaya social distancing yang berkelanjutan, konsumen dan bisnis semakin merangkul pembayaran digital untuk kenyamanan dan keamanan yang lebih baik. Selain penggunaan ShopeePay dalam aplikasi, jumlah pedagang offline yang menggunakan ShopeePay juga meningkat 9 kali lipat di tahun 2020, termasuk mitra seperti Alfamart, McDonald’s dan Chatime.
2. Logistik menjadi bagian terdepan
Logistik akan menjadi semakin penting karena konsumen semakin mengandalkan platform e-commerce dan memiliki harapan besar untuk pengiriman yang lebih efisien. Peningkatan permintaan sangat signifikan terlihat pada kategori kebutuhan sehari-hari dan rumah tangga. Di Indonesia, Shopee melihat peningkatan lebih dari 4,5 kali lipat untuk pengiriman produk makanan dan kesehatan dari gudang Shopee.
Mitra brand dan penjual perlu memanfaatkan teknologi secara efektif untuk memastikan bahwa paket dikirim tepat waktu dan hemat biaya. Salah satu cara untuk mencapai ini adalah dengan memanfaatkan jaringan platform e-commerce yang luas dan terintegrasi.
Shopee memberikan kesempatan kepada mitra brand untuk menskalakan secara efisien dan fokus pada pertumbuhan, dengan mempersiapkan seluruh proses mulai dari penelusuran hingga pengiriman, termasuk penguatan jaringan logistik dan kapabilitas gudang secara berkelanjutan. Sepanjang tahun 2020, Shopee Express, layanan pengiriman ekspres Shopee, memperluas cakupan geografisnya untuk menjangkau lebih banyak pengguna, termasuk pengguna di pelosok daerah. Shopee juga melihat lebih banyak brand yang memanfaatkan infrastruktur logistiknya secara efisien dengan peningkatan 3 kali lipat dalam produk dari mitra brand yang dikirim dari gudang pada tahun 2020.
3. Mitra brand dan penjual akan mengimplementasikan strategi ritel yang inovatif
Pandemi mendorong bisnis, dari brand premium hingga pengusaha mikro, untuk segera menerapkan strategi digital agar dapat terus menjangkau pelanggan di tengah kondisi saat ini. Ketika berjualan online menjadi sumber pendapatan yang lebih besar bagi brand dan penjual, platform e-commerce perlu beradaptasi dan berkolaborasi dengan brand dan penjual ini untuk menerapkan strategi ritel inovatif guna membantu mereka mengajak pelanggan untuk berpartisipasi dan mengembangkan online presence.
Saat ini, ada lebih dari 20.000 brand global dan lokal terkemuka di Shopee Mall yang menawarkan pengguna berbagai pilihan produk resmi dari barang sehari-hari hingga produk premium. Shopee bekerja sama dengan brand-brand ini untuk terus mendorong batasan dan menciptakan pengalaman belanja yang baru, menarik, dan unik.
Salah satu contohnya adalah kolaborasi Shopee dengan POND’s untuk mengintegrasikan solusi teknologi kecantikan bertenaga AI, Skin Advisor Live, ke dalam pengalaman belanja online. Fitur ini membantu pembeli menikmati analisis perawatan kulit pribadi gratis secara online dan membuat keputusan pembelian yang lebih tepat. POND’s berhasil memanfaatkan fitur in-app Shopee yaitu livestreaming untuk berinteraksi dengan target audiens mereka.
Handhika menutup, “Di Shopee, kami berkomitmen untuk meningkatkan kehidupan setiap orang di negara tempat kami beroperasi dengan menggunakan teknologi terbaik. Saya sangat yakin bahwa negara kami memiliki potensi dalam menciptakan jalur baru ke depannya untuk menghubungkan bisnis dan konsumen dengan lebih baik. Kami akan terus berinovasi untuk tetap menjadi yang terdepan dengan mengikuti tren yang berkembang, dan mendorong pertumbuhan e-commerce di tahun 2021 dan seterusnya.”