Penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular, seperti serangan jantung dan stroke, adalah penyebab utama kematian di Indonesia. Kolaborasi antara organisasi kesehatan, pemerintah, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. OMRON Healthcare Indonesia, sebagai produsen alat kesehatan global, berkomitmen untuk aktif dalam pemantauan hipertensi guna mencapai visi jangka panjang mereka, “Going for Zero,” yang bertujuan menghilangkan serangan jantung dan stroke.
Sebagai langkah konkret menurunkan prevalensi serangan jantung dan stroke, OMRON mendorong masyarakat berisiko tinggi untuk memantau tekanan darah di rumah secara rutin. Selain itu, OMRON mendonasikan alat pemantau tekanan darah digital di berbagai negara.
Pada akhir pekan lalu di Surabaya, dalam peringatan Hari Hipertensi Sedunia pada 17 Mei 2024, OMRON Healthcare Indonesia menyumbangkan 500 alat tensi darah digital kepada dokter umum dan klinik di Jawa Timur, bekerja sama dengan PDUI Jawa Timur. Sumbangan ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Jawa Timur, khususnya dalam penanganan hipertensi dan stroke.
Selain donasi, OMRON bersama PDUI Jawa Timur juga mengadakan simposium bertema “Kesehatan Jantung: Menjaga Kesejahteraan Kardiovaskular Anda,” dihadiri oleh 100 dokter umum dari berbagai kota di Jawa Timur. Simposium ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dokter umum dalam menangani pasien hipertensi yang merupakan pemicu utama penyakit kardiovaskular.
Peningkatan Kesadaran Masyarakat
“Salah satu tantangan utama dalam mengurangi prevalensi penyakit kardiovaskular adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memantau tekanan darah secara rutin di rumah. Pemantauan dan pengobatan yang teratur serta berbagi data yang lebih komprehensif dengan penyedia layanan kesehatan akan memberikan dampak positif bagi kesehatan,” ujar Tomoaki Watanabe, Direktur OMRON Healthcare Indonesia. “OMRON Healthcare Indonesia sangat senang dapat berkolaborasi dengan PDUI Jawa Timur dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemantauan tekanan darah secara rutin di rumah dan berdonasi alat tensi darah digital kepada dokter dan klinik di Jawa Timur.”
Di Indonesia, diagnosis hipertensi masih rendah. Laporan WHO menyatakan bahwa angka diagnosis hipertensi di Indonesia hanya 36%, lebih rendah dibandingkan Vietnam (47%) dan India (37%). Rendahnya kesempatan pemeriksaan kesehatan dan minimnya kepemilikan alat ukur tekanan darah menjadi penyebab utama.
Tomoaki menekankan pentingnya akses terhadap alat pengukur tekanan darah yang akurat dan bersertifikat. Berdasarkan survei OMRON Healthcare Indonesia, hanya sedikit masyarakat yang sadar akan pentingnya memantau tekanan darah di rumah, sehingga seringkali hanya memeriksa tekanan darah saat mengunjungi fasilitas kesehatan. Hanya 8% pasien hipertensi yang direkomendasikan alat pengukur tekanan darah independen oleh dokter umum mereka.
Pencegahan dan Pengelolaan Hipertensi
Banyak faktor risiko hipertensi yang bisa dicegah, seperti merokok, diabetes, kelebihan berat badan, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi garam berlebihan, dan alkohol. Modifikasi gaya hidup secara rutin dapat menurunkan komplikasi hipertensi hingga 15%.
“Memantau tekanan darah secara rutin, meskipun tanpa keluhan, serta menerapkan pola hidup sehat dapat mencegah hipertensi,” ujar dr. Ade Armada Sutedja, Ketua PDUI Jawa Timur. “Jika sudah mengidap hipertensi, penderita dapat menjaga kualitas hidup dan angka harapan hidup dengan pengobatan rutin dan pemantauan tekanan darah yang teratur. Alat pengukur tekanan darah di rumah yang mudah dioperasikan dan akurat sangat membantu dalam konsultasi dengan dokter untuk pengobatan yang tepat jika tekanan darah di luar batas normal.”
Memiliki alat pemantau tekanan darah di rumah memudahkan penderita hipertensi untuk memantau kondisi mereka dan lebih proaktif dalam mengelola kesehatan. Langkah sederhana ini diharapkan dapat menurunkan jumlah penderita hipertensi secara keseluruhan dan pada akhirnya mengurangi angka kasus penyakit jantung dan stroke.
Sebagai silent killer nomor satu di dunia, penyakit jantung akan mencapai 15,5 juta kasus di Indonesia pada 2022, meningkat dari 12,93 juta pada 2021, mengakibatkan 245.343 kematian akibat penyakit jantung koroner dan 50.620 kematian akibat penyakit jantung hipertensi setiap tahun. Tekanan darah tinggi juga merupakan faktor risiko utama stroke, yang merupakan penyebab kecacatan utama di dunia dan penyebab kematian utama di Indonesia, meningkat dari 1,99 juta kasus pada 2021 menjadi 2,54 juta pada 2022.
Untuk mendeteksi gangguan jantung, OMRON telah mengembangkan OMRON Complete, monitor tekanan darah lengan atas dengan teknologi EKG internal yang dapat mengukur tekanan darah dan EKG secara bersamaan. Alat ini memudahkan penderita AFib untuk melacak kondisi mereka dan mengetahui kapan harus berobat.
Sementara itu, masyarakat dapat mengecek risiko stroke dengan Stroke Risk Kalkulator yang ada di aplikasi OMRON Connect. Dengan menjawab 20 pertanyaan yang telah teruji secara ilmiah dalam waktu 3 menit, masyarakat berusia 20-90 tahun dapat mengetahui tingkat risiko stroke dalam 5-10 tahun ke depan. Kalkulator ini dikembangkan oleh Auckland University of Technology, Selandia Baru, dengan bantuan lebih dari 300 ahli stroke dari 102 negara.
“OMRON berkomitmen mengembangkan teknologi dan inovasi di bidang kesehatan. Kami ingin terus berkontribusi pada teknologi kesehatan yang memudahkan masyarakat mengetahui kondisi kesehatannya, seperti tekanan darah, risiko stroke, dan penyakit jantung dalam beberapa tahun ke depan. Dengan cara ini, masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan dan mendapatkan pengobatan dari dokter sehingga kesehatan mereka tetap terjaga dalam jangka panjang,” kata Eunice Teo, Product Manager, Cardiovaskular & Respirasi OMRON Healthcare Singapura.
4o