Home Wearables Garmin dan Divers Clean Action Gelar Ocean Clean Up di Kepulauan Seribu,...

Garmin dan Divers Clean Action Gelar Ocean Clean Up di Kepulauan Seribu, Angkat 56,3 Kg Sampah Laut

Komitmen terhadap pelestarian lingkungan kembali dibuktikan Garmin Indonesia melalui kolaborasi bersama Divers Clean Action (DCA) dalam kegiatan Ocean Clean Up di Kepulauan Seribu. Aksi nyata ini menyasar dua lokasi utama, yaitu Pulau Panggang dan Pulau Pramuka, dengan melibatkan penyelam bersertifikat, relawan, serta dukungan masyarakat lokal.

Tidak hanya membersihkan garis pantai, kegiatan ini juga fokus pada pengangkatan sampah dari dasar laut. Metode yang dipakai merupakan hasil pengembangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama DCA, sehingga proses pengambilan sampah tetap ramah terhadap ekosistem laut, termasuk karang dan biota yang ada.

Menurut catatan panitia, lebih dari 56,3 kilogram sampah berhasil dikumpulkan dalam kegiatan kali ini. Jenis limbah yang paling mendominasi adalah plastik sekali pakai (21,5 kg) dan tekstil (15,3 kg), diikuti karet, kaca, logam, dan plastik daur ulang. Cakupan aksi mencakup panjang garis pantai 287,80 meter di Pulau Pramuka dan 263,45 meter di Pulau Panggang.

“Menjaga laut bersih bukan hanya soal estetika, tetapi juga soal masa depan generasi mendatang. Garmin berharap aksi ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk peduli pada kelestarian laut Indonesia,” ungkap Rian Krisna, Marketing Communication Manager Garmin Indonesia.

Tantangan Sampah Laut yang Kerap Tersembunyi

Sampah laut bukan hanya masalah yang terlihat di pantai, tetapi juga ancaman yang tersembunyi di dasar perairan. Selain merusak keindahan, limbah plastik dan tekstil dapat menjerat biota laut, merusak ekosistem karang, bahkan masuk ke rantai makanan manusia.

Temuan di Kepulauan Seribu menunjukkan bahwa sampah dari aktivitas harian masyarakat memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan ekosistem laut. Hal ini memperkuat urgensi aksi kolektif dalam pengelolaan sampah, khususnya di wilayah pesisir.

Inspirasi dari Komunitas Pulau Pramuka

Ocean Clean Up kali ini juga menghadirkan pembelajaran langsung tentang pengelolaan limbah berbasis masyarakat. Warga Pulau Pramuka telah menjalankan sistem pemilahan sampah ke dalam tiga kategori: organik, anorganik, dan residu.

  • Organik: diolah menggunakan komposter menjadi pupuk kompos dan sebagian menggunakan maggot (larva Black Soldier Fly) untuk mempercepat penguraian.
  • Anorganik: plastik dan botol bernilai ekonomi dikirim ke bank sampah seperti Rumah Hijau dan Alu Alu. Sementara plastik kemasan non-daur ulang diproses melalui mesin pirolisis untuk menghasilkan bahan bakar.
  • Residu: limbah yang tidak dapat diolah dikumpulkan sebelum dikirim keluar pulau.

Model ini dinilai dapat menjadi contoh bagi wilayah pesisir lain di Indonesia yang menghadapi persoalan serupa.

Kolaborasi Jadi Kunci Keberhasilan

Kegiatan ini menegaskan bahwa kerja sama antara swasta, komunitas lingkungan, dan warga lokal adalah kunci menghadapi persoalan polusi laut. Haneeza Afra, Engagement Specialist DCA, menyampaikan apresiasi atas keterlibatan aktif Garmin.

“Keterlibatan langsung Garmin di lapangan adalah bentuk dukungan nyata yang sangat dibutuhkan untuk menjawab krisis sampah laut di Indonesia,” ujarnya.

Melalui langkah berkelanjutan ini, Garmin Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong kesadaran publik mengenai pentingnya menjaga laut, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan di bidang ekologi dan kelestarian laut.