Home Commerce vivo Kalahkan Samsung, Jadi No. 1 di Indonesia

vivo Kalahkan Samsung, Jadi No. 1 di Indonesia

Pandemi telah mempengaruhi perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan orang lebih memilih untuk membeli smartphone dengan harga yang lebih murah.

Kecenderungan ini membawa berkah bagi vivo, produsen smartphone asal Tiongkok ini telah mengambil alih posisi Samsung dan menjadi produsen smartphone nomor 1 di Indonesia.

Pergeseran itu terjadi karena raksasa elektronik China tersebut mencatatkan 73,3% dari angka penjualan di negara itu pada kuartal kedua 2020, demikian menurut perusahaan riset global Counterpoint yang dikutip oleh KrAsia.

Vivo memimpin pasar dengan 21,2% market share, mengalahkan Samsung, yang berada di urutan ketiga dengan pangsa pasar 19,6%. Angka yang dicapai vivo tersebut hampir tiga kali lipat dari market share 7,8% Vivo pada kuartal kedua tahun 2019. Oppo berada di urutan kedua dengan pangsa pasar 20,6%, kemudian disusl Xiaomi dengan 17,9%, dan Realme dengan 13,6%.

Counterpoint menyimpulkan bahwa keberhasilan Vivo menguasai pasar Indonesia adalah karena memasang harga yang agresif untuk segmen menengah ke bawah.

Seiring kebijakan pemerintah Indonesia yang menerapkan kebijakan penjarakan sosial, orang-orang banyak membeli smartphone untuk pembelajaran jarak jauh atau bekerja dari rumah, dikarenakan sekolah dan kantor masih tutup. Dampak krisis terhadap perekonomian, banyak pembeli yang kemudian mencari smartphone yang lebih murah, dengan kisaran harga di bawah Rp 2 juta.

Secara keseluruhan, penjualan smartphone di Indonesia turun 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penjualan Smartphone Online Melonjak 70%

Riset dari Counterpoint juga menemukan bahwa penjualan smartphone online melonjak 70%.

“Lonjakan ini terutama karena COVID-19 yang memicu penjarakan sosial sehingga muncul strategi yang inovatif seperti berbelanja melalui WhatsApp,” kata peneliti Counterpoint, Tanvi Sharma.

Sebagian besar orang Indonesia membeli smartphone secara online dari platform e-commerce Lazada, yang menyumbang 50% penjualan online pada Q2 2020. Shopee mengikuti di belakang dengan 24% dan Tokopedia dengan 15%.

Diskon dan promosi menjadi taktik yang ampuh untuk menarik konsumen.

“Tren belanja online ini diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan semakin maraknya platform e-commerce dalam kegiatan promosi,” Tutup Sharma.