Jakarta, 31 Maret 2021 – United Nations Development Programme (UNDP) dan Indosat Ooredoo, perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia, pada hari ini menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang penanggulangan pandemi COVID-19 dan percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, menggunakan teknologi digital inovatif.
Berdasarkan MoU tersebut, UNDP dan Indosat Ooredoo akan melakukan survei publik untuk memahami dampak pandemi COVID-19 di kalangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kedua entitas juga sepakat untuk meningkatkan kapasitas wirausahawan perempuan di Indonesia.
Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura dan President Director and CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama, menandatangani MoU pada acara yang menerapkan protokol pembatasan jarak secara ketat di tengah pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.
MoU ini merupakan bagian dari strategi kemitraan UNDP yang lebih besar, yang berupaya menjalin kerjasama dengan mitra non-konvensional seperti sektor swasta, untuk mendukung upaya Indonesia dalam mencapai SDGs. Ini juga memperluas rencana UNDP untuk memanfaatkan teknologi digital dan menghasilkan solusi inovatif.
“Kami sangat senang memasuki kemitraan baru ini dengan Indosat Ooredoo. Kemitraan ini akan memberikan akses ke jaringan digital yang luas dan berbagai solusi inovatif Indosat Ooredoo. Perangkat digital jelas merupakan pendorong baru untuk pembangunan dan kami sudah melihat beberapa hasil positif inovasi digital. Kemitraan digital yang kuat sangat penting untuk menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia dan memastikan tidak seorangpun tertinggal,” kata Shimomura.
“Kemitraan dengan UNDP semakin memperkuat komitmen Indosat Ooredoo untuk mempercepat pemulihan COVID-19 yang memungkinkan Mobil Klinik kami memberikan akses yang lebih luas ke vaksin gratis bagi masyarakat di Jawa dan Bali. Selain itu, kemitraan ini mengedepankan nilai-nilai bersama untuk mendukung ketahanan dan digitalisasi UMKM serta wirausahawan perempuan sebagai tulang punggung ekonomi digital Indonesia untuk bertahan di masa-masa yang penuh tantangan ini.
Melalui kemitraan ini, kami berupaya memberikan kontribusi yang signifikan untuk mendukung kebangkitan Indonesia sebagai bangsa yang lebih tangguh di masa depan. Dan tentunya untuk berbagi semangat kebersamaan karena kita #BisaBangkitBersama,” kata Ahmad Al-Neama, mengacu pada kampanye perusahaan saat ini.
Beberapa bidang kerja sama lainnya termasuk:
- Pemanfaatan inovasi data dan teknologi digital untuk implementasi SDGs;
- Pemulihan ekonomi hijau dan inklusif dari dampak pandemi COVID-19 melalui inisiatif digital, terutama di perdesaan dan daerah tertinggal;
- Penguatan kewirausahaan di Indonesia dengan fokus pada pemuda, perempuan, dan kelompok rentan;
- Peningkatan literasi digital dan pengurangan kesenjangan digital kelompok sasaran dengan memungkinkan akses ke informasi dan teknologi serta menyediakan produk dan layanan digital yang terjangkau;
- Diversifikasi pemahaman bersama mengenai kelompok rentan dengan memulai keterlibatan aktif dari pemuda, perempuan, penyandang disabilitas, komunitas terdampak bencana, dan lain-lain.
Kolaborasi dalam pengembangan ekosistem wirausahawan perempuan di Indonesia akan memanfaatkan jaringan platform Youth Co:Lab UNDP. Sebagai inkubator untuk start-up dan wirausaha sosial yang dipimpin kaum muda, Youth Co:Lab berfokus untuk melibatkan kaum muda dari Kawasan Timur Indonesia.
Survei publik tentang UMKM akan menindaklanjuti studi UNDP sebelumnya terhadap 1.180 UMKM di 15 provinsi pada tahun 2020 bekerja sama dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia. Studi tersebut mengkonfirmasi keganasan dan kedalaman pandemi COVID-19 bagi perekonomian Indonesia, di mana sembilan dari sepuluh UMKM mengalami penurunan permintaan produk mereka selama pandemi COVID-19.