Home Life Smartphone: Satu Dekade yang Mengubah Dunia

Smartphone: Satu Dekade yang Mengubah Dunia

Satu dekade lagi akan segera berakhir. Saat iPhone pertama diluncurkan, banyak orang menyangsikan apakah smartphone besutan Apple tersebut bakal menggantikan ponsel flip yang saat itu sedang ngetren. Setahun kemudian, saat system operasi Android diperkenalkan, BlackBerry dipandang masih memiliki masa depan yang cerah.

iPhone 4 yang diperkenalkan tahun 2010 membuat banyak orang terhenyak. Menancapkan tonggak sejarah sebagai smartphone pertama dengan display resolusi tinggi, desain ramping dan dibekali kamera depan. Lalu, apa saja yang berubah dari smartphoen selama 10 tahun terakhir?

Satu Dekade Pengapalan Smartphone

Jelang akhir tahun 2019, daya dari Canalys menunjukkan bahwa sekitar 5 miliar smartphone sudah digunakan di seluruh dunia.

Jumlah total langganan internet telah melonjak satu dekade ini menjadi 7,2 miliar secara global dari 1,3 miliar pada 2010. Sebagian besar diantaranya berupa langganan seluler (data International Telecommunications Union). Ledakan konektivitas terjadi dengan sangat dramatis di Negara-negara berkembang. Saat ini koneksi seluler lebih banyak djumlahnya dibanding umat manusia sendiri.

Satu dekade: Akses Dimana-mana

Perusahaan Teknologi (Smartphone) Menguasai Dunia

Apple Inc yang dulu merupakan perusahaan khusu perangkat computer, sekarang menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia berkat smartphone ikoniknya, iPhone.

Lima perusahaan teknologi yang menguasai daftar Fortune 500 yaitu Apple, Amazon, Google, Microsoft, dan Facebook – saat ini memiliki kapitalisasi pasar $ 4,7 sekitar triliun. Bandingkan dengan angka 800 miliar dolar yang hasil gabung mereka di 2010.

Tidak semua perusahaan di atas bersinggungan langsung dengan ponsel pintar, akan tetapi teknologi dan layanan yang terkait seluler menyumbang hampir 4 triliun dolar dalam berbagai kegiatan ekonomi pada 2018, demikian menurut kelompok perdagangan GSMA.

Aplikasi

Memesan kendaraan, makanan, hingga tukang pijat kini bisa dilakukan melalui smartphone.

Bermain game secara online, mendengarkan musik dan menonton film secara streaming, bahkan mencari teman kencan kini cukup dengan jari jemari di atas layar ponsel, sesuatu yang tak terbayangkan bisa dilakukan pada tahun 2010.

Meski banyak palikasi yang sifatnya gratis, namun menurut analis aplikasi seluler App Genie, konsumen diperkirakan masih akan membelanjakan hingga $ 120 miliar di took aplikasi selama tahun 2019.

Media Sosial

Berapa jam Anda habiskan untuk menscroll berbagai aplikasi media social seperti Facebook dan Instagram yang tak pernah berujung itu?

Menurut laporan firma riset Nielsen, orang dewasa Amerika sedikitnya menghabiskan waktu 34 menit untuk melihat-lihat timeline media sosial.

Kini, lebih sedikit orang yang duduk di sofa untuk menonton TV secara langsung.

Pengeluaran iklan seluler melampaui TV untuk pertama kalinya pada tahun 2018 dalam hal persentase pangsa pasar AS, menurut perusahaan riset eMarketer. Smartphone juga turut andil membidani munculnya istilah seperti selebgram, infulencer, netizen, SJW, hingga hoax yang sangat mengganggu tersebut.

Kamera Smartphone vs Kamera Digital

Pengiriman kamera digital secara global turun dari puncaknya tahun 2010 sebesar 121 juta menjadi hanya 19 juta unit pada 2018, demikian menurut Camera & Imaging Products Association (CIPA).

Sementara itu smartphone-smartpone baru mengemas 4 hingga 6 kamera dan dibekali berbagai perangkat lunak canggih dan inovatif.

Imbasnya, pengguna smartphone kini lebih mudah untuk mendapatkan hasil bidikan yang oke. Sementara itu, kamera selfie alias kamera depan memasuki masa-masa paling sibuk. Google mencatat bahwa ada 93 juta foto selfie diambi setiap harinya melalui perangkat Android!

Distraksi akibat Smartphone

Pada tahun 2018, terdapat 2.628 kejadian kecelakaan fatal yang diakibatkan terganggunya konsentrasi pengemudi. Dari angka kecelakaan yang mematikan itu, sekitar 13%nya melibatkan penggunaan ponsel, demikian menurut National Safety Traffic Traffic Administration (NHTSA).

Dompet Digital

Layanan Apple Pay dan Google Pay mungkin belum terlalu familiar di Indonesia. Tapi jika Anda menyebut Gopay, Ovo, Dana, LinkAja, itulah layanan dompet digital yang sepertinya bakal menggantikan uang konvensional.

Sementara itu di Cina, Alipay dan WeChat, dua layanan pembayaran melalui ponsel pintar telah mencapai tingkat adopsi gabungan lebih dari 80% sejak diluncurkan sekitar awal dekade ini, demikian menurut sebuah studi oleh Bain.

Kode QR untuk keperluan svanning pembayaran sekarang tersedia di warung-warung pinggir. Bahkan di Cina, pengemis di pinggir jalan telah beradaptasi. Sebagian menolak uang tunai dan meminta pembayaran dilakukan melalui WeChat Pay atau Alipay.

Aplikasi Messaging Menggantikan Panggilan Suara

Korban utama dari keberadaan smartphone adalah panggilan telepon konvesnional. Keberadaan aplikasi pesan dengan fitur panggilan video, panggilan suara, GIF, emoji, dan mode komunikasi yang lebih beragam kini semakin menggantikan panggilan seluler. Di Inggris misalnya, total jumlah menit yang dihabiskan untuk panggilan suara turun dari 254 miliar pada 2013 menjadi 206 miliar pada 2018, dan jumlah pesan teks turun dari 129 miliar menjadi 74 miliar pada periode yang sama (sumber: Ofcom). Sementara itu, penggunaan data seluler melonjak hampir sembilan kali lipat antara 2013 dan 2018. Jumlah emoji yang tersedia kini hampir tiga kali lipat menjadi hampir 3.000 sejak 2010.

@ariefburhan/berbagai sumber