
Program Samsung Solve for Tomorrow (SFT) 2025 resmi memasuki babak semifinal. Ajang ini kembali menjadi panggung inspiratif bagi generasi muda Indonesia untuk menunjukkan kepedulian sekaligus kreativitas mereka dalam menjawab berbagai tantangan sosial melalui pendekatan teknologi. Dengan semangat memberdayakan inovator muda agar menjadi warga global berperspektif visioner, SFT 2025 menekankan pentingnya mengidentifikasi persoalan di komunitas sekitar dan mengaplikasikan prinsip STEM untuk menciptakan solusi nyata.
Tahun ini, sebanyak 80 tim berhasil lolos ke tahap semifinal yang terbagi dalam dua kategori besar. Sebanyak 45 tim mengangkat tema Teknologi untuk Keberlanjutan Lingkungan (Environmental Sustainability via Technology), sementara 35 tim lainnya berfokus pada Teknologi untuk Perubahan Sosial melalui Olahraga (Social Change through Sport & Tech). Kehadiran tema Sport & Tech semakin istimewa karena melibatkan dukungan langsung dari International Olympic Committee (IOC). Kolaborasi ini menegaskan komitmen global Samsung dan IOC dalam mengatasi tantangan sosial melalui pendidikan dan inovasi, sekaligus mendorong generasi muda untuk berkontribusi pada masa depan yang lebih baik.
Indonesia sendiri merupakan salah satu pasar teknologi terbesar di dunia dengan 212 juta pengguna internet, 167 juta pengguna media sosial, serta lebih dari 353 juta sambungan seluler aktif. Fakta ini menunjukkan betapa pentingnya penguasaan teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), bagi generasi muda Indonesia. Dukungan Samsung melalui SFT 2025 hadir sebagai wadah strategis untuk mengasah keterampilan digital sekaligus menanamkan empati sosial.
Bagus Erlangga, Head of Corporate Marketing Samsung Electronics Indonesia, menegaskan bahwa masa depan inovasi ada di tangan anak muda. Ia menyampaikan bahwa SFT 2025 bukan sekadar kompetisi, melainkan ruang belajar dan berkolaborasi. “Kami berharap para semifinalis dapat terus mengasah kreativitas, menjaga semangat kolaborasi, dan menghadirkan solusi yang tidak hanya relevan bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga mampu bersinar di panggung global,” ujarnya.
Semangat humanis dan empati tercermin jelas dari berbagai proyek semifinalis. Salah satunya datang dari SMAN 5 Surabaya dengan platform AICTFIVE, sebuah inovasi yang menggabungkan olahraga interaktif dengan permainan edukatif untuk membantu anak-anak penyandang disabilitas cerebral palsy. Dengan metode terapi yang menyenangkan, inklusif, dan terjangkau, tim ini berupaya membuka akses lebih luas bagi anak-anak di wilayah 3T. Zelma Nadhifa Hafizana Alasiry, ketua tim, menegaskan bahwa keterbatasan akses dan biaya tinggi menjadi motivasi kuat untuk melahirkan solusi yang bermanfaat bagi banyak orang.
Di sisi lain, tim 4U dari IPB University menghadirkan KAMA Food Analyzer, sebuah inovasi berbasis teknologi yang membantu masyarakat menilai kesegaran makanan secara cepat dan akurat. Naufal Akmal Rizqulloh, salah satu anggotanya, menyatakan bahwa perjalanan mereka di SFT 2025 mengajarkan bahwa inovasi tidak hanya lahir dari teknologi, tetapi juga dari empati dan pemahaman mendalam atas kebutuhan masyarakat.
Selain membuka peluang bagi semifinalis untuk berkembang, SFT 2025 juga memberikan kesempatan lebih luas melalui program Global Ambassador, hasil kerja sama Samsung dengan IOC. Sebanyak 10 tim terbaik dari seluruh dunia akan dipilih untuk mewakili negaranya di panggung internasional, sekaligus memperoleh pengalaman eksklusif bertepatan dengan Olimpiade Musim Dingin 2026. Para Global Ambassador ini akan memperkenalkan ide-ide inovatif mereka, bertukar pengalaman dengan sesama inovator muda global, dan memperluas jejaring kolaborasi internasional.
Inspirasi juga hadir dari para pemenang tahun sebelumnya. Safina Amelia Khansa, perwakilan tim Solyd Ias dari Universitas Gadjah Mada yang menjadi juara pertama SFT 2024, menekankan pentingnya kerja sama dengan mentor dan persiapan presentasi yang matang. Menurutnya, solusi yang ditawarkan harus dikemas dengan cara yang menarik agar juri maupun audiens dapat merasakan dampak nyata dari inovasi yang diusulkan. Pesan ini diharapkan dapat memotivasi semifinalis SFT 2025 untuk tampil lebih percaya diri dan fokus.
Dengan pendekatan berbasis kolaborasi, empati, dan teknologi, SFT 2025 tidak hanya memamerkan ide-ide segar, tetapi juga membuktikan bahwa anak muda Indonesia siap menjadi agen perubahan global. Program ini menciptakan ruang di mana inovasi lokal bisa terhubung dengan ekosistem internasional, sehingga menghasilkan solusi yang inklusif, berkelanjutan, dan mampu menjawab tantangan global.