
Red Hat Indonesia menegaskan komitmennya dalam mendukung transformasi digital nasional dengan memperkenalkan strategi baru bertajuk “Any model, Any accelerator, Any cloud”. Konsep ini diumumkan dalam Red Hat Summit 2025 di Boston dan dipaparkan kembali oleh Vony Tjiu, Country Manager Red Hat Indonesia, pada sesi media briefing di Jakarta.
Strategi tersebut merupakan evolusi dari misi tahun sebelumnya, yakni “Any workload. Any app. Anywhere.” Kini Red Hat hadir dengan platform terbuka yang memungkinkan organisasi di Indonesia maupun global untuk membangun, mengelola, dan menjalankan AI secara lebih fleksibel di berbagai infrastruktur hybrid dan multicloud.
AI untuk Semua: Demokratisasi Teknologi Melalui Open Source
Red Hat menegaskan bahwa mereka tidak menyediakan workload atau Large Language Model (LLM) secara langsung. Sebaliknya, perusahaan berperan sebagai penyedia platform terbuka yang memudahkan pelanggan memilih model AI, akselerator, dan cloud sesuai kebutuhan.
“Visi Red Hat kini berfokus pada demokratisasi AI. Kami ingin memberikan kebebasan nyata bagi perusahaan untuk membangun AI sesuai pilihan mereka, dengan dukungan open source yang terbukti aman dan adaptif,” ujar Vony Tjiu.
Model ini menjawab kebutuhan bisnis modern, di mana adopsi AI bukan lagi pilihan tambahan, melainkan faktor strategis dalam pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Red Hat AI Inference Server: Otak dari Generative AI
Salah satu terobosan yang diperkenalkan adalah Red Hat AI Inference Server, yang digambarkan sebagai “otak AI”. Teknologi ini memproses dan mengatur seluruh aktivitas generative AI, mendukung berbagai model serta akselerator hardware.
Melalui akuisisi Neural Magic, Red Hat kini memiliki teknologi vLLM yang membuat penggunaan GPU lebih efisien, sehingga biaya operasional AI dapat ditekan tanpa mengurangi kinerja. Distribusi enterprise vLLM ini juga mendukung performa tinggi di berbagai hardware populer, mempercepat interaksi AI, dan membuka peluang implementasi yang lebih luas.
OpenShift AI dan Red Hat Enterprise Linux AI
Untuk mendukung implementasi skala besar, Red Hat menghadirkan OpenShift AI dan Red Hat Enterprise Linux (RHEL) AI.
- RHEL AI: dioptimalkan untuk pemrosesan berbasis GPU, ideal bagi perusahaan yang membutuhkan inference cepat dan efisien.
- OpenShift AI: berbasis Kubernetes dengan integrasi MLOps, memungkinkan tim IT, data, dan aplikasi bekerja di satu platform standar dengan tata kelola dan keamanan yang terjamin.
Dengan pendekatan ini, siklus hidup AI — mulai dari tuning, training, hingga deployment — dapat dimonitor secara menyeluruh.
Menghadapi Tantangan Keamanan dan Regulasi
Seiring berkembangnya AI dan hybrid cloud, isu keamanan data menjadi perhatian utama. Red Hat menekankan bahwa solusi mereka sudah dilengkapi embedded security di setiap lapisan.
Vony menambahkan, kekuatan open source terletak pada komunitasnya:
“Dengan open source, pembaruan keamanan bisa tersedia lebih cepat. Red Hat memastikan pelanggan selalu mendapat versi terbaru dengan patch keamanan terkini.”
Selain itu, Red Hat mendukung regulasi lokal, termasuk UU Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), serta memberikan edukasi melalui Red Hat Academy yang sudah melatih lebih dari 7.500 siswa di Indonesia.
RHEL 10: Fondasi Baru untuk Era AI dan Quantum Computing
Red Hat juga memperkenalkan Red Hat Enterprise Linux 10, yang mengintegrasikan container, AI, dan keamanan generasi berikutnya. Sistem operasi ini dirancang untuk menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya, percepatan adopsi cloud, serta ancaman baru dari komputasi kuantum.
Dengan dukungan post-quantum cryptography, RHEL 10 siap melampaui standar enkripsi 2048-bit yang ada saat ini, memberikan keamanan ekstra di era digital mendatang.
Red Hat: Pilar Ekosistem Digital Indonesia
Selain sektor teknologi, Red Hat juga telah bekerja sama dengan perbankan besar di Indonesia, termasuk BNI, Mandiri, dan BRI, untuk mendukung layanan digital mereka. Melalui OpenShift Virtualization Engine, perusahaan membantu migrasi workload tradisional menuju platform modern berbasis open source.
Dengan strategi “Any model, Any accelerator, Any cloud”, Red Hat optimis dapat menjadi fondasi utama bagi organisasi Indonesia untuk memanfaatkan AI secara aman, efisien, dan berkelanjutan.