COVID-19 membuat sebagian Kita harus melakukan pekerjaan dari rumah. Imbasnya, penggunaan aplikasi panggilan video untuk meeting atau berkoordinasi soal pekerjaan meningkat. Layanan konferensi Video Zoom menjadi salah satu yang populer di masa pandemik ini.
Mudah digunakan, namun ternyata menyimpan masalah privasi.
Popularitas aplikasi Zoom yang kian tinggi idealnya diimbangi dengan perlindungan keamanan dan privasi yang lebih baik.
The Intercept melaporkan bahwa panggilan video Zoom tidak dienkripsi end to end, meskipun pihak Zoom mengatakan berbeda.
Vice juga mengungkapkan bahwa Zoom membocorkan “setidaknya beberapa ribu alamat email” milik orang karena alamat pribadi diperlakukan seolah-olah milik perusahaan yang sama.
Techcrunch telah membuat daftar isu-isu privasi di Zoom
- Juli tahun lalu, Apple terpaksa bertindak mengamankan jutaan Mac setelah seorang peneliti keamanan menemukan bahwa Zoom menginstal server web rahasia pada pengguna Mac, dan gagal dihapus kembali saat Zoom diuninstall. Peneliti tersebut, Jonathan Leitschuh mengatakan jika ada server web, berarti situs web jahat apa pun dapat mengaktifkan webcam Mac dengan Zoom yang terinstall tanpa perlu ijin pengguna.
Jonathan Leitschuh menolak menerima hadiah penemuan bug karena Zoom ingin Leitschuh menandatangani perjanjian larangan pengungkapan informasi rahasia, yang akan mencegahnya mengungkap rincian bug di Zoom. - Minggu lalu, terdapat penemuan bahwa Zoom diam-diam mengirim data ke Facebook tentang kebiasaan pengguna Zoom, – bahkan jika pengguna tidak memiliki akun Facebook. Vice melaporkan bahwa aplikasi iOS memberitahu Facebook ketika mereka membuka Zoom, memberi tahu model perangkat, dan operator telepon yang mereka gunakan, dan informasi lainnya. Zoom merespon dengan menghapus kode tersebut, namun langkah itu tak cukup cukup cepat untuk mencegah terjadinya gugatan class action. Jaksa Agung New York mulai meluncurkan penyelidikan.
- Zoom dikritik terkait fitur “atendee tracking (pelacakan peserta)”, yang ketika diaktifkan, memungkinkan host untuk memeriksa apakah peserta mengklik dari jendela utama Zoom selama panggilan.
- Seorang peneliti keamanan menemukan bahwa Zoom menggunakan teknik kurang jujur untuk menginstal aplikasi Mac tanpa campur tangan pengguna. “Trik ini sama dengan yang digunakan oleh malware macOS,” kata peneliti.
- Sebenarnya memungkinkan bagi pengguna untuk bergabung dengan panggilan video Zoom tanpa harus mengunduh atau menggunakan aplikasi. Tetapi “dark patterns” Zoom tidak membuatnya mudah untuk memulai panggilan video hanya menggunakan browser.
- Zoom menghadapi pertanyaan tentang kurangnya transparansi pada permintaan penegakan hukum yang diterimanya. Access Now, grup privasi dan hak, meminta Zoom untuk merilis jumlah permintaan yang diterimanya, sama seperti Amazon, Google, Microsoft dan banyak lagi raksasa teknologi yang melaporkannya secara semi-tahunan.
- Kejadian Zoombombing, berupa troll yang mengambil keuntungan dari meeting terbuka dan tidak terlindungi. Troll ini akan mengambil alih screen sharing dan membroadcast video porno atau materi eksplisit lainnya. FBI minggu ini memperingatkan pengguna untuk menyesuaikan pengaturan mereka untuk menghindari troll pembajakan panggilan video.
Zoom sendiri telah memperketat kebijakan privasinya minggu ini setelah dikritik karena mengizinkan pengumpulan informasi tentang pertemuan pengguna – seperti video, transkrip, dan catatan bersama – untuk kepentingan iklan.
Alternatif Zoom, Baik Buruknya
Ada alternatif aplikasi video conference yang lebih memperhatikan sisi privasi dibanding Zoom. Tiga opsi berikut bisa diadopsi meskipun juga memiliki kekurangan.
FaceTime dan WhatsApp memiliki enkripsi end-to-end, tetapi FaceTime hanya berfungsi pada perangkat Apple dan WhatsApp membatasi peserta hanya empat penelepon video dalam satu conference.
Platform panggilan video yang kurang dikenal, Jitsi, tidak dienkripsi end-to-end, tetapi open source – sehingga Anda dapat melihat kode perogramannya untuk memastikan tidak ada backdoor yang bsia ditembus orang yang tidak berkepentingan. Jitsi berfungsi di semua perangkat dan browser. Anda dapat menjalankan Jitsi di server yang Anda kontrol untuk privasi yang lebih besar.
Secara fair, Zoom pada dasarnya tidak buruk dan ada banyak alasan mengapa Zoom menjadi sangat populer. Mudah digunakan, handal, dan sebagian besar pengguna merasa sangat nyaman.
Namun klaim privasi Zoom yang menyesatkan membuat pengguna bertanya-tanya soal keamanan dan privasi. Sekedar hangout bareng-bareng melalui video conference, menyelenggarakan kelas yoga, terapi hingga rapat kabinet pemerintah, semua orang berhak mendapatkan privasi.
Sekarang, Zoom harus lebih bertanggung jawab terhadap penggunanya. Dan bagi pengguna, gunakan Zoom dengan resiko yang Anda tanggung sendiri.