
Sebagai jurnalis teknologi yang telah lama mengamati perkembangan smartphone, kesempatan menggenggam perangkat fotografi pintar di tengah pesta rakyat adalah perayaan visual yang luar biasa. Adalah smartphone Vivo V50, yang kali ini Saya pakai untuk membidik Pekan Raya Jakarta 2025. Event tahunan yang berlangsung dari 19 Juni hingga 13 Juli di JIExpo Kemayoran ini menjadi laboratorium sempurna untuk menguji kemampuan vivo V50 mengabadikan momen dengan konsep human interest dan portrait photography.
Lebih dari 2.550 perusahaan berpartisipasi dan ribuan pengunjung hadir dari berbagai kalangan, menyulap PRJ menjadi kanvas hidup yang kaya akan ekspresi manusia. Dari sales yang antusias berniaga, keluarga yang menerka-nerka apa yang hendak mereka bawa, hingga anak muda yang asyik berswafoto, setiap sudut menawarkan cerita unik yang menunggu untuk diabadikan.

Kamera Vivo V50: Memaksimalkan Teknologi untuk Foto Profesional

Vivo V50 sendiri hadir dengan sistem kamera yang dikembangkan bersama ZEISS, menampilkan kamera utama 50MP dengan OIS (Optical Image Stabilization), kamera ultra-wide 50MP, dan kamera selfie 50MP. Smartphone ini dilengkapi dengan sensor 1/1.55 inci pada kamera utama dengan aperture f/1.88, serta teknologi VCS Camera-Bionic Spectrum yang meniru cara mata manusia melihat warna untuk menghasilkan reproduksi warna yang lebih akurat.
Fitur unggulan yang menjadi fokus dalam eksplorasi fotografi human interest ini meliputi AI Aura Light Portrait 2.0 dengan output cahaya 143 kali lebih lembut, tujuh pilihan bokeh style ZEISS, kemampuan Live Photo hingga mode foto cepat dan post editing dengan sokongan teknologi AI.
Portrait Photography: Kemampuan Menangkap Karakter dalam Setiap Wajah

Pengalaman menggunakan fitur portrait Vivo V50 di PRJ memberikan hasil yang mengesankan. Kamera ini menawarkan tiga focal length berbeda – 23mm, 35mm, dan 50mm – yang masing-masing dipasangkan dengan salah satu dari tujuh pilihan bokeh style ZEISS yang ikonik. Dalam praktiknya, kemampuan ini memungkinkan fotografer untuk menyesuaikan karakteristik bokeh sesuai dengan mood dan konteks subjek.

Saat memotret seorang penjaga stand yang sedang berinteraksi dengan pengunjung, mode portrait 35mm dengan bokeh style Distagon menghasilkan separasi yang sempurna antara subjek dan latar belakang yang ramai. Ekspresi konsentrasi sang penjaga terbingkai dengan indah, sementara lalu lalang banyak insan menciptakan atmosfer interaksi unik dalam ruang yang padat.
Live Photo: Menangkap Momen Sempurna dalam Gerakan

Fitur Live Photo pada Vivo V50 merekam video berdurasi 3 detik dan memungkinkan pengguna memilih frame terbaik sebagai foto final. Teknologi ini sangat efektif untuk mengabadikan momen candid yang seringkali terjadi dalam waktu sangat singkat.
Di situasi pameran yang padat pengunjung, Live Photo membuktikan kegunaannya ketika saya ingin mengabadikan ekspresi dan reaksi-reaksi spontan. Dari 90 frame yang terekam dalam 3 detik, saya dapat memilih momen dan komposisi tepat, hal yang mungkin terlewatkan jika hanya mengandalkan foto tunggal.
Night Mode: Fotografi Low-Light yang Menawan

Vivo V50 dilengkapi dengan sensor besar 1/1.55 inci dan sistem OIS yang mencapai standar CIPA 4.0, setara dengan stabilisasi kamera DSLR. Kombinasi ini memungkinkan fotografi night mode yang jernih bahkan dalam kondisi pencahayaan minimal.
Ketika PRJ memasuki malam hari dan pencahayaan arena menjadi lebih dramatis dengan dominasi lampu buatan, night mode Vivo V50 menunjukkan kemampuan luar biasa. Foto-foto yang diambil di area food court yang remang-remang tetap mempertahankan detail wajah subjek sambil menciptakan atmosfer mood yang kuat.
Post-Processing: Kontrol Kreatif Pasca Pemotretan
Mengatur Ulang Fokus dan Aperture
Salah satu keunggulan utama vivo V50 adalah kemampuan post-editing yang memungkinkan fotografer mengatur ulang fokus dan aperture setelah pengambilan gambar. Fitur ini terbukti sangat berguna ketika memotret dalam kondisi dinamis seperti di PRJ, di mana tidak selalu ada waktu untuk setting yang sempurna.
Dalam satu dua kesempatan, saya dapat mengatur ulang titik fokus untuk menekankan ekspresi ketertarikan pengunjung, kegembiraan , keingintahuan, hingga harap-harap cemas wajah pedagang, sekaligus menyesuaikan tingkat blur pada latar belakang untuk menciptakan isolasi subjek yang lebih dramatis.Fitur AI Editing: Post-Processing Cerdas untuk Hasil Optimal
AI Erase 2.0: Menghilangkan Distraksi Visual
Fitur AI Erase 2.0 pada Vivo V50 memungkinkan penghapusan objek yang tidak diinginkan dari frame dengan mudah. Di lingkungan ramai seperti PRJ, kemampuan ini sangat berharga untuk membersihkan komposisi dari elemen-elemen yang mengganggu narrative utama.
Menyimpulkan Vivo V50: Tool Storytelling yang Komprehensif
Pengalaman menggunakan Vivo V50 untuk fotografi human interest di Pekan Raya Jakarta menunjukkan bahwa smartphone ini tidak hanya sekadar kamera canggih, tetapi tool storytelling yang komprehensif. Kombinasi teknologi ZEISS, fitur AI yang cerdas, dan fleksibilitas post-processing memberikan fotografer kemampuan untuk mengabadikan dan mengolah cerita visual dengan standar professional.
Keempat fitur unggulan yang menjadi fokus – portrait photography dengan kontrol post-editing, Live Photo untuk menangkap momen decisive, night mode untuk kondisi low-light, dan kemampuan fotografi objek bergerak dengan dukungan AI editing – terbukti saling melengkapi dalam menciptakan narasi visual yang kuat dan emosional.
Vivo V50 membuktikan bahwa teknologi smartphone telah mencapai titik di mana kualitas teknis tidak lagi menjadi batasan utama dalam bercerita melalui fotografi. Yang terpenting adalah kemampuan fotografer untuk melihat, merasakan, dan mengabadikan momen-momen kemanusiaan yang universal namun tetap unik dalam konteks lokalnya.
Pekan Raya Jakarta, dengan segala dinamika dan kekayaan human interactionnya, memberikan laboratium sempurna untuk membuktikan bahwa fotografi human interest bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang kemampuan untuk terhubung dengan subjek dan mengabadikan esensi manusia dalam setiap frame.