Babi bernama Gertrude dengan chip seukuran koin di otaknya DIBAWA ELON MUSK KE STUDIO . Ia INGIN menunjukkan SEBUAH rencana ambisius, SEBUAH antarmuka brain to machine (otak-ke-mesin) YANG SEMPURNA UNTUK manusia.
Elon Musk dikenal sebagai pebisnis dengan lompatan ide-ide brilian. Proyek mobil listrik Telsa dan roket ruang angkasa SpaceX adalah sedikit dari kegilaannya terhadap angan-angan masa depan.
“Ini seperti Fitbit (gelang pintar) di tengkorak Anda namun dengan kabel kecil,” kata miliarder itu dalam siaran webnya.
Startup ambisisusnya, Neuralink sebenarnya dijadwalkan untuk meluncurkan uji coba pertamanya ke manusia tahun lalu.
Neuralink akan membuat antarmuka yang memungkinkan orang dengan kondisi neurologis untuk mengontrol ponsel atau komputer dengan pikiran mereka.
Musk berpendapat chip semacam itu pada akhirnya dapat digunakan untuk membantu menyembuhkan kondisi seperti demensia (kepikunan), penyakit parkinson dan cedera tulang belakang.
Tapi ambisi jangka panjangnya sebenarnya adalah untuk mengantarkan manusia pada era yang disebut Musk sebagai “kognisi manusia super”, sebagai bagian untuk memerangi kecerdasan buatan yang semakin kuat yang bisa menghancurkan umat manusia.
Gertrude adalah salah satu dari tiga babi yang ambil bagian dalam sebuah demo yang disiarkan melalui webcast Jumat (28/8) kemarin. Dia membutuhkan waktu beberapa saat untuk beranjak. Saat makan dan minum melalui sedotan, aktivitasnya terdeteksi dan muncul pada grafik yang melacak aktivitas sarafnya. Dia kemudian mengabaikan semua perhatian di pemirsa sekitarnya.
Prosesor di otaknya kemudian mengirimkan sinyal nirkabel, yang menunjukkan aktivitas saraf di moncongnya saat mencari makanan.
Musk mengatakan bahwa perangkat Neuralink yang asli, yang diungkap lebih dari setahun lalu, telah disederhanakan dan dibuat lebih kecil.
“(Neuralink) ini benar-benar pas di tengkorak Anda. Bahkan bisa ada di di bawah rambut Anda dan Anda tidak akan tahu.”
Didirikan pada tahun 2017, Neuralink telah bekerja keras untuk merekrut para ilmuwan, bahkan iklannya masih muncul di Twitter bulan lalu.
Perangkat yang dikembangkan perusahaan itu berupa alat kecil yang berisi lebih dari 3.000 elektroda yang dipasang pada benang fleksibel yang lebih tipis dari rambut manusia, yang dapat memantau aktivitas 1.000 neuron otak.
Menjelang siaran web tersebut, Ari Benjamin, dari Laboratorium Kording Universitas Pennsylvania, mengatakan kepada BBC News bahwa batu sandungan sebenarnya untuk teknologi tersebut adalah kerumitan otak manusia.
“Begitu manusia memiliki rekaman, Neuralink perlu memecahkan kode mereka dan suatu hari akan mendapati penghalang berupa kurangnya pemahaman dasar kita tentang cara kerja otak, tidak peduli berapa banyak neuron yang direkam.
“Menguraikan tujuan dan rencana gerakan akan sulit jika Anda tidak memahami kode saraf dimana tempat hal-hal tersebut dikomunikasikan.”
Perusahaan Elon Musk lainnya, SpaceX dan Tesla, telah menangkap imajinasi publik dengan upayanya untuk mendorong kemajuan dalam penerbangan luar angkasa dan kendaraan listrik.