Home Education Mengungkap Ekonomi Kreatif di Tebing Breksi Yogyakarta

Mengungkap Ekonomi Kreatif di Tebing Breksi Yogyakarta

sumber foto: tebingbreksi.com

Penulis: Nur Indrawati – Mahasiswa Tata Kelola Seni Pascasarjana ISI Yogyakarta

Dilansir dari UNCTAD (unctad.org), ekonomi kreatif atau creative economy adalah konsep ekonomi yang sangat mengutamakan kreativitas, penggunaan ide, pengetahuan dan teknologi untuk mengembangkan ekonomi khususnya pada bidang industri kreatif. Ekonomi kreatif dapat meningkatkan daya tarik wisata dengan mengadakan festival dan acara budaya yang unik dan menarik. Acara tersebut dapat menampilkan produk-produk kreatif yang berbasis budaya lokal dan menjadi ajang promosi bagi daerah wisata tersebut. Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai proses dan perkembangan ekonomi kreatif yang ada di Tebing Breksi Yogyakarta.

Tebing Breksi Yogyakarta, ada dimana dan ada apa aja sih?

Tebing Breksi yang terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, ini merupakan salah satu destinasi andalan di Desa Wisata Dewi Sambi. Awalnya, Tebing Breksi merupakan area tambang batuan kapur yang menjadi sumber penghidupan warga di sekitarnya. Batuan kapur yang ada di Tebing Breksi pada mulanya merupakan abu yang dilontarkan Gunung Api Nglanggeran saat terjadi erupsi berpuluh-puluh ribu tahun yang lalu. Berkubik-kubik abu tersebut mengendap menjadi lumpur dan mengeras menjadi batuan. Cuaca dan waktulah yang menjadikan abu hasil erupsi menjadi batuan kapur besar di Desa Sambirejo.

Melihat adanya peluang pengembangan tebing untuk dijadikan destinasi pariwisata, maka masyarakat setempat mulai mengembangkan Tebing Breksi dengan kreativitas yang dimiliki. Tebing bekas tambang setinggi sekitar 30 meter ini dipahat membentuk patung naga dan relief cerita pewayangan yang dihiasi dengan detail pada pahatannya. Keindahan karya artistik yang dihasilkan ini kemudian disebarluaskan menggunakan media sosial, sehingga Tebing Breksi menjadi destinasi wisata yang populer di kalangan masyarakat. Keindahan lain yang dapat ditemui di Tebing Breksi adalah pemandangan alam yang luar biasa indah. Karena objek wisata ini berada pada 200 mdpl, maka pengunjung bisa melihat Kota Yogyakarta dari ketinggian. Terlebih ketika menjelang matahari terbenam, pengunjung akan disuguhi indahnya sunset di atas Tebing Breksi. Tebing Breksi juga menyediakan Tlatar Seneng dan amphiteater yang digunakan untuk pertemuan, kopi darat, pertunjukan seni, dan event-event lain dengan desain melingkar seperti halnya teater kuno Yunani.

Ekonomi kreatif seperti apa yang telah diterapkan disini?

Destinasi wisata Tebing Breksi dikelola secara langsung Bumdes dan bersifat pemberdayaan masyarakat. Destinasi wisata yang berada di ketinggian kurang lebih 397 mdpl ini awalnya hanya memiliki sekitar 60 pekerja saja. Namun sampai saat ini, jumlah pekerja telah mencapai ke angka 400 lebih dan hampir semuanya dari masyarakat sekitar. Selain itu Tebing Breksi juga sebagai tempat promosi sejumlah olahan produk UMKM masyarakat serta memiliki komunitas mobil jeep yang sering dimanfaatkan pengunjung. Lokasinya yang berada di outdoor dan memiliki daya tampung yang luas membuat ribuan wisatawan yang datang tidak merasa sesak sama sekali. Dengan adanya berbagai macam potensi wisata di Tebing Breksi itu membuat kunjungan wisatawan bisa mencapai 5.000 bahkan 10 ribu per hari-nya. Bahkan dapat menyumbang PAD hampir Rp100 juta per tahun untuk Desa Sambirejo. Dimana dari yang tadinya sebagai desa termiskin di Kabupaten Sleman tapi dengan pariwisata kini menjadi desa wisata berpenghasilan Rp1 miliar per tahun serta menjadi salah satu  dari 50 desa wisata terbaik.           Potensi di sekitar Tebing Breksi yaitu Desa Wisata Sambirejo kini kian lengkap dengan seni budaya seperti Tari Prabata Siwi, Tari Sintren, Angklung Kreatif Taman Breksi, Jathilan, Ketoprak, dan Karawitan. Sementara untuk produk ekonomi kreatif, desa wisata ini memiliki produk kuliner seperti cincau dari olahan tanaman toga, keripik sayur, dan minuman herbal. Di bidang fashion, terdapat pelaku ekraf yang menghasilkan Batik Jumputan Eco Print. Berbagai macam ide dan kreativitas yang telah dikembangkan oleh warga sekitar Tebing Breksi ini membuat perekonomian di desa yang awalnya menurun drastis akibat Covid-19 akhirnya mulai berangsur-angsur membaik. Banyak pedagang UMKM yang mengalami peningkatan pendapatan setelah kunjungan wisatawan yang mulai meningkat setiap harinya.