Home Audio Sennheiser dan Pusaran Perubahan Cepat Kreator Asia: Adaptif dengan Tetap Mempertahankan Filosofi

Sennheiser dan Pusaran Perubahan Cepat Kreator Asia: Adaptif dengan Tetap Mempertahankan Filosofi

Roland Lim — Sales Director of Professional Audio Sennheiser Asia

Asia terbiasa bergerak cepat. Begitu juga Industri kontennya. Tren berganti, format baru bermunculan, dan kreator dituntut menjaga karya tetap berkualitas di jendela waktu yang singkat. Dalam sesi wawancara menyambut perayaan 80 tahun Sennheiser, Roland Lim — Sales Director of Professional Audio Sennheiser Asia — memaparkan bagaimana perusahaan menempatkan kualitas audio sebagai jantung strategi, sambil merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan kreator modern.

Roland menekankan bahwa meskipun teknologi terus berubah, prinsip dasar Sennheiser tetap sama: menghadirkan “true sound – suara pada bentuknya yang paling murni” untuk membantu kreator, insinyur, dan artis menyampaikan pesan tanpa distorsi. “What Sennheiser wants to do is to help the content creator, the engineers, the artists, to present the sound as they want it to be. Without any coloration or anything added in, at its purest form itself.”

Evolusi Kebutuhan Kreator Konten di Era Digital

Roland Lim mengakui bahwa industri kreator konten telah mengalami transformasi fundamental. “Kreator konten, ini adalah, saya katakan, industri baru. Banyak orang yang terlibat”, ungkapnya.

Di Indonesia sendiri, pasar peralatan audio profesional diproyeksikan tumbuh dari USD 1.9 miliar pada 2025 menjadi USD 3.4 miliar pada 2031, dengan CAGR mencapai 9.7%. Angka ini mencerminkan pertumbuhan signifikan yang didorong oleh ekspektasi konsumen terhadap pengalaman suara yang imersif dalam acara live, platform virtual, dan tempat hiburan.

Profile Series : Menjawab Tantangan Mobilitas dan Efisiensi Produksi

Perkembangan tren kreator modern yang memiliki karakteristik unik tak luput dari pengamatan Sennheiser. “konten harus dibuat dengan cepat, tren berubah, dari sisi kreator semakin portable, semakin mandiri”, ujar Rolland. Kebutuhan akan equipment yang lebih mudah dibawa dan proses produksi yang lebih singkat menjadi tantangan utama yang harus direspons oleh manufaktur peralatan audio profesional.[1]

Respons Sennheiser terhadap tren ini terlihat melalui pengembangan lini produk Profile Series. Roland menjelaskan strategi perusahaan:  “kami telah menciptakan Profile USB Microphones dan Profile Wireless, dan semua ini ada untuk membantu kreator konten memulai karir mereka”. Pendekatan bertahap ini memungkinkan kreator untuk berkembang dari level entry hingga profesional dengan ekosistem produk yang terintegrasi.

Sennheiser Profile Wireless sendiri telah memenangkan berbagai penghargaan industri, termasuk InfoComm 2025 Installation Product Award untuk Most Innovative Audio Hardware. Sistem ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan kreator yang mengutamakan portabilitas tanpa mengorbankan kualitas audio.

Produk ini mengoperasikan teknologi 2.4 GHz yang ideal untuk lingkungan produksi skala kecil hingga menengah. Roland menjelaskan posisinya, “Profile Wireless, kami menyebutnya sebagai semacam gadget kreator konten. Mereka berjalan pada 2.4 GHz. Jadi pada dasarnya itu adalah frekuensi seperti Wi-Fi Anda”. Produk ini memberikan solusi komprehensif dengan charging bar yang dapat berfungsi sebagai microphone handheld.

Ekosistem Produk untuk Pertumbuhan Kreator

Filosofi Sennheiser dalam mendukung perkembangan kreator tercermin dalam pendekatan ecosystem-based. “Dan ketika mereka (kreator-red) benar-benar ingin naik ke level berikutnya, langkah selanjutnya, mereka menginginkan kualitas audio yang lebih baik, dan kami memiliki MK-4, MK-8, atau bahkan hingga bagian di mana Anda dapat naik ke Neumann, seperti TLM Series itu sendiri”.

Strategi ini memungkinkan kreator untuk melakukan upgrade peralatan secara bertahap seiring dengan perkembangan karir dan kebutuhan produksi mereka. Roland mengamati pola ini pada kreator sukses dari China: “Anda dapat melihat mereka telah berkembang, dari Sennheiser Profile Microphones, sepanjang jalan sekarang ke Neumann U87 AI, salah satu ‘Rolls-Royce’ dari mikrofon itu sendiri”.

Rolland kemudian juga menyinggung soal keunikan SPECTERA, lini produk yang menandai milestone penting dalam sejarah Sennheiser.  “Kami menggunakan teknologi yang dikenal sebagai WMAS. Ini adalah sistem pita lebar manajemen nirkabel itu sendiri. Kami adalah satu-satunya perusahaan saat ini yang menghasilkan bidirectional”.

SPECTERA menggunakan pendekatan bidirectional yang revolusioner, memungkinkan satu perangkat menangani fungsi microphone dan in-ear monitoring secara simultan. Sistem ini mampu mengakomodasi hingga 64 channel audio dalam carrier 6-8 MHz, memungkinkan seluruh produksi skala besar beroperasi dalam spektrum RF yang sempit.

Meskipun menghadapi tantangan ekonomi global, SPECTERA tetap mendapat respons positif dari pasar. “Ketika kami meluncurkan produk SPECTERA itu sendiri, kami menerima banyak komentar baik serta kehebohan, dan orang-orang menantikan untuk memiliki sistem khusus itu sendiri”. Bahkan, demand yang tinggi menyebabkan kondisi backorder, dimana produksi tidak dapat memenuhi permintaan pasar,” Paparnya.

Keunggulan SPECTERA juga terbukti dalam implementasi praktis, seperti pada produksi Secret Cinema’s Grease di Evolution London. Sistem ini berhasil mengatasi tantangan coverage area yang luas (75m x 50m indoor dan 50m x 50m outdoor) dengan 11 stage berbeda, mendemonstrasikan reliabilitas dalam kondisi produksi yang kompleks.

Tantangan dan Peluang Pasar Indonesia

Sebelum masuk ke pembicaraan regional, Roland memberikan perspektif realistis tentang kondisi bisnis 2025, “Saya pikir tahun ini adalah tahun yang sulit. Bukan hanya untuk Sennheiser di Indonesia, tapi, -saya pikir-, juga untuk banyak merek atau industr. Sebenarnya bukan hanya di Indonesia saja tetapi di seluruh dunia. Faktor-faktor seperti tarif perdagangan AS dan konflik regional mempengaruhi kondisi bisnis secara umum.

Namun demikian, Roland menolak anggapan bahwa daya beli Indonesia melemah secara signifikan. “Saya tidak berpikir itu benar. Saya melihat banyak BMW di jalan sebenarnya”, kelakarnya.

Edukasi pasar menjadi tantangan tersendiri. “Yang sangat penting adalah pendidikan. Untuk orang-orang, kan, dan ini benar tidak hanya di Indonesia tetapi di banyak negara regional juga, adalah bahwa banyak orang tidak memahami apa itu audio yang baik,” Jelas Rolland.

Strategi edukasi Sennheiser meliputi:

  • Edu-tours ke berbagai kota dengan tim technical application engineering
  • Workshop dengan engineers dan artists
  • Feedback collection untuk pengembangan produk R&D
  • Discord channels untuk community engagement

Roland juga mengidentifikasi beberapa sektor dengan potensi pertumbuhan tinggi di Indonesia:

Live Events: “Saya pikir acara live adalah hal yang sangat besar”. Indonesia telah menghasilkan banyak artis terkenal yang konsernya dihadiri ribuan orang di AS dan Eropa, menunjukkan potensi besar industri live music.

Broadcasting: “Saya pikir Indonesia memiliki stasiun siaran terbanyak di wilayah ini juga”. Transisi digital yang berlangsung di banyak stasiun broadcast menciptakan peluang upgrade peralatan.

Content Creation: Pertumbuhan creator economy di Asia Pasifik yang diproyeksikan mencapai CAGR 25.1% memberikan peluang ekspansi signifikan untuk produk seperti Profile Wireless.

Strategi Berkompetisi, Filososfi Produk dan Keberlanjutan

Dalam menghadapi kompetisi produk murah dari China, Sennheiser mempertahankan positioning premium dengan fokus pada value proposition yang komprehensif. Roland melemparkan pertanyaan retoris “Apakah Anda ingin menghemat 30% dan memiliki risiko mengulang seluruh produksi Anda lagi? Atau apakah Anda ingin membayar apa pun yang memungkinkan untuk membuat produksi Anda sukses sekali?”

Strategi ini didukung oleh:

  • German Engineering Heritage: Presisi dan kualitas yang telah terbukti selama 80 tahun
  • Comprehensive Service Support: Respons cepat dari Singapura dengan kunjungan rutin bulanan ke Indonesia
  • Long-term Reliability: Contoh MKH 416 yang masih beroperasi optimal setelah 30 tahun penggunaan

Soal produk, Roland menjelaskan mengenai filosofi perusahaan. “Kami memikirkan teknologi yang lebih baik, kemajuan yang lebih baik, ya”. Alih-alih mengandalkan planned obsolescence (strategi yang digunakan oleh produsen untuk merancang produk agar memiliki umur pakai terbatas-red), Sennheiser fokus pada inovasi teknologi yang mendorong upgrade alami berdasarkan kebutuhan fungsional, bukan kerusakan produk.

Pendekatan ini tercermin dalam produk klasik seperti MKH 416 yang tetap relevan setelah 50 tahun. “Mengapa MKH 416 masih relevan hari ini? Karena ketahanannya”. Kemampuan bertahan dalam kondisi ekstrem, seperti light showers, menjadikannya pilihan utama broadcaster global.

Kolaborasi dan Pengembangan Ekosistem Kreatif

Sennheiser diketahui telah mengembangkan program comprehensive training dengan dua jenis sertifikasi:

  • Certificate of Participation: Untuk peserta workshop
  • Certificate of Qualification: Melalui sistem evaluasi formal

Roland menekankan fokus pada teknologi, bukan promosi produk. “Kami memberitahu mereka apa teknologi terbaru itu sendiri, jadi apa pun yang mereka pelajari relevan dengan industri,” Terangnya. Pendekatan ini membangun kredibilitas dan trust dalam komunitas profesional audio.

Potensi Kolaborasi dengan Industri Film Indonesia

Merespons pertanyaan tentang kolaborasi dengan produksi film Indonesia, Roland menunjukkan antusiasme tinggi. “Terus terang, dari sisi produksi, bagaimana sutradara membawa storytelling-nya sesuai keinginan adalah sangat, sangat menakjubkan”.

Sennheiser sendiri menawarkan teknologi Ambeo untuk meningkatkan pengalaman immersive dalam storytelling. “Kami benar-benar dapat memberi tahu mereka teknologi yang melatarbelakanginya jadi imersif, bagaimana membiarkan audiens lebih terlibat dalam storytelling itu sendiri”.

Tentang AI: Tool Kolaboratif, Bukan Pengganti

Roland memberikan perspektif seimbang tentang peran AI dalam industri audio. “Saya tidak berpikir AI akan benar-benar menggantikan sound engineer. AI ada untuk menyederhanakan dan membantu, sebenarnya,” Jelasnya. Pandangan ini menunjukkan pemahaman bahwa AI berfungsi sebagai productivity enhancer (peningkat produktivitas) ketimbang job disruptor (pengganggu pekerjaan).

Aplikasi AI yang diidentifikasi meliputi:

  • Planning Optimization: Penempatan antenna dan microphone berdasarkan floor plan
  • Workflow Efficiency: Mengurangi trial-and-error dalam setup produksi
  • Predictive Maintenance: Meskipun tidak disebutkan eksplisit, potensi ini tersirat dari diskusi tentang automation

Wawancara dengan Roland Lim mengungkap strategi comprehensive Sennheiser dalam merespons evolusi landscape kreator Indonesia. Dari pengembangan produk entry-level seperti Profile Wireless hingga inovasi breakthrough seperti SPECTERA, perusahaan ini menunjukkan komitmen untuk mendukung pertumbuhan ecosystem kreatif Indonesia.

Roland mengekspresikan optimisme untuk pertumbuhan 2025. “Saya pikir tahun depan akan menjadi tahun yang lebih baik untuk semua orang,” Pungkasnya.