Home News Review Nokia C3 : Entry Level dengan Kinerja Fungsional

Review Nokia C3 : Entry Level dengan Kinerja Fungsional

Dalam beberapa tahun terakhir, Nokia yang mereknya dipegang oleh HMD Global berupaya eksis dengan mengeluarkan berbagai ponsel dan smartphone. Sebagian besar mengisi pasar entry level dan menengah, sisanya mencoba memenuhi kebutuhan pasar ponsel non smartphone untuk negara berkembang.

Ditengah agresivitas merek-merek Tiongkok, keberadaan Nokia tidak terlalu menonjol. Namun demikian, brand Finlandia tersebut memiliki ciri tersendiri. build quality yang bagus dengan dukungan sistem operasi Android murni menjamin smartphone Nokia tetap update hingga 3 tahun.

Nokia C3 dengan banderol Rp 1.599.000 menjadi smartphone terbaru yang ditujukan untuk pengguna pemula. Menampilkan desain sederhana dengan spesifikasi dasar, mampukan seri C terbaru ini menawarkan pengalaman lebih ke pengguna?

Desain Sederhana

Nokia C3 mengajak Anda untuk sedikit bernostalgia dengan mekanisme baterai lepas yang diusungnya. Casing belakang bisa dibuka dengan kuku jari dengan memanfaatkan takik di bagian samping bawah. Saat terbuka, Anda akan melihat bagian yang didominasi baterai yang menghabiskan hampir dua pertiga dari keseluruhan penampang belakang. Terdapat dua slot kartu Nano-SIM, sehingga Anda tidak perlu melepas kartu SIM saat hendak mengganti atau menambahkan nomor baru.

C3 juga dilengkapi dengan slot micro SD yang mendukung kartu memori hingga kapasitas 128GB. Unit yang kami review kebetulan berwarna Nordic Blue yang kalem, meski dalam beberapa skena pemakaian masih menginggalkan jejak sidik jari. Beruntung, C3 menyertakan softcase transparan dalam paket pembeliannya.

Meski menggunakan casing yang dapat dilepas, Nokia C3 tetap tampil langsing dengan tebal 8.69mm dan bobot 184.5g. Masih cukup nyaman untuk digenggam.
Desain belakang Nokia C3 terlihat elegan dengan desain minimalis. Hanya ada modul kamera vertikal mungil dan sensor sidik jari yag tertata simetris. Tombol volume dan daya berada di sebelah kanan, sedangkan tombol khusus Asisten Google ditempatkan di sebelah kiri. Ada jack headphone di bagian atas dan port Micro-USB di bagian bawah. Tidak grill speaker yang tampak di bagain bawah, membuat C3 hanya mengandalkan lubang suara yang terletak di atas layar.

Layar Nokia C3 menggunakan resolusi HD+ IPS 5,99 inci. Desain bagian depan terasa agak ‘retro’. Alih-alih menggunakan desain tetesan air atau poni, Nokia C3 memilih desain bingkai tebal bergaya konservatif di bagian atas dan bawah, dan bingkai yang lebih tipis di kanan kirai layar. Hal seperti ini bukan masalah besar bagi ponsel entry-level, tetapi mengingat rekan-rekan smartphone brand lain telah beralih ke desain yang lebih modern, sebaiknya HDM Global juga bisa menerapkannya di smartphonenya.

Kinerja Fungsional

Nokia C3 didukung oleh Unisoc (sebelumnya dikenal sebagai Spreadtrum) SC9863A octa-core SoC. Chipset ini memiliki 8 inti CPU ARM Cortex-A55 yang berjalan dengan clock speed hingga 1.6GHz. Berbasis teknologi fabrikasi 28nm yang cukup lama, kinerjanya tentu tidak bisa dibandingkan dengan SoC baru dari MediaTek atau Qualcomm.

Varian Nokia C3 yang Canggih ID review memiliki RAM 2 GB dan penyimpanan 16GB. Terdapat fitur pendukung seperti Wi-Fi n, Bluetooth 4.2 dan radio FM. Untuk menfungsikan fitur radio, Anda harus menancapkan headset terlebih dahulu. Nokia C3 mendukung 4G VoLTE dan GPS dan memiliki beberapa sensor dasar seperti sensor jarak, sensor cahaya sekitar dan akselerometer. Sayangnya, tidak ada giroskop dan kompas, yang berarti Anda tidak dapat melihat arah sebenarnya saat menggunakan aplikasi navigasi seperti Google Maps.
Nokia C3 menjalankan Android 10 dengan beberapa aplikasi Google sudah terinstal di dalamnya. Dua aplikasi pihak ketiga juga disertakan yaitu ID3Store dan My Phone besutan Nokia sendiri.

Tombol Asisten Google berguna jika untuk mengakses langsung asisten virtual Google. C3 sendiri bukan bagian dari program Google Android One, jadi Anda tidak mendapatkan jaminan pembaruan perangkat lunak selama dua tahun.

Namun, setidaknya C3 tidak menjalankan Android 10 (Go Edition) seperti Nokia 1.
Mengunakan chipset dan hardware yang menyasar entry level, Nokia C3 secara fungsional bisa digunakan untuk hal-hal dasar seperti bertelepon, chatting dan membuka media sosial. Kami tidak menyarankan untuk aplikasi yang lebih berat atau membuka beberapa aplikasi secara bersamaan karena akan emnyebabkan kinerjanya emlambat. Sensor sidik jari berfungsi dengan baik meskipun layar kemudian membutuhkan waktu agak lama untuk masuk ke homescreen. Fitur pengenalan wajah juga lambat dalam melakukan otentikasi.

Baterai

Meski secara fisik terlihat besar, baterai Nokia C3 hanya memiliki kapasitas 3.040mAh. Untuk menonton video terus menerus, daya baterai Nokia sanggup bertahan hingga 7 jam lebih. Untuk penggunaan normal, baterai C3 sanggup bertahan seharian. Tidak ada pengisian daya cepat. Adaptor daya 5W disertakan dalam paket pembelian.

Kamera

Nokia C3 memiliki kamera belakang tunggal 8 megapiksel dan kamera selfie 5 megapiksel. Fitur fokus otomatisnya tidak terlalu cepat. Kameranya tak ada masalah saat digunakan untuk memotret obyek luar ruang meskipun detilnya masih kurang. Tidak disarankan untuk memotret obyek malam hari. Kamera C3 menawarkan mode pemotretan dasar tetapi beberapa fitur umum seperti mode Potret tidak dicantumkan. Ada juga fungsi HDR otomatis. Intinya, kamera C3 sifatnya fungsional sebagai alat dokumentasi saja.

Galeri Foto

Kesimpulan

Nokia C3 tidak menawarkan harga terbaik di kelasnya menginta pesaing dengan spesifikasi yang lebih tinggi bahkan ditawarkan dengan harga lebih murah. Keunggulan Nokia C3 terletak pada kualitas bahan dan pembuatannya yang rapi, serta penggunaan sistem operasi Android murni. Durasi baterai tidak terlalu lama, sementara kamera hanya menjalankan fungsi dokumentasi

Spesifikasi