Transparansi properti (real estate) semakin penting di tengah ketidakpastian global. Negara-negara yang mendekati kategori “paling transparan” mengalami kemajuan pesat berkat investasi besar dalam teknologi, ketersediaan data yang lebih baik, serta komitmen keberlanjutan yang jelas. Hal ini didasarkan pada Indeks Transparansi Real Estate Global (Global Real Estate Transparency Index/GRETI) oleh JLL dan LaSalle yang diterbitkan dua tahun sekali.
Laporan terbaru GRETI menyatakan bahwa meskipun transparansi meningkat di sebagian besar negara sejak 2022, Eropa tetap menjadi kawasan yang paling transparan, dengan kemajuan terbesar di pasar properti komersial. Negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Prancis, dan Australia tetap berada di peringkat teratas, sementara Singapura untuk pertama kalinya masuk dalam kategori ‘Highly Transparent’, didorong oleh fokus pada keberlanjutan dan layanan digital. Negara-negara ini menarik lebih dari US$1,2 triliun dalam investasi properti komersial langsung dalam dua tahun terakhir, mewakili lebih dari 80% total global.
Sejalan dengan Singapura, negara-negara Asia lainnya juga mengalami peningkatan transparansi. India mencatat peningkatan tertinggi secara global dengan kualitas data yang lebih baik di berbagai sektor. Jepang, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi juga menunjukkan kemajuan signifikan pada tahun 2024. Namun, Afrika Sub-Sahara mengalami peningkatan transparansi yang paling lambat, meskipun ada perbaikan di Kenya, Nigeria, dan Ghana.
Indonesia menempati peringkat ke-40 dengan indeks transparansi sebesar 2,81, berada di kategori semi-transparan. Di Asia Tenggara, Indonesia unggul di atas Filipina dan Vietnam, tetapi berada di bawah Thailand dan Malaysia. Nilai investasi properti di Indonesia mencapai Rp29,4 triliun pada paruh pertama 2024, tumbuh 6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Farazia Basarah, Country Head JLL Indonesia, “Ekonomi Indonesia yang stabil dan kepercayaan investor yang kuat mencerminkan potensi pertumbuhan transparansi sektor properti Indonesia di masa depan.”
AI dan Keberlanjutan Memperkuat Transparansi
Kemajuan kecerdasan buatan (AI) berperan besar dalam meningkatkan transparansi industri properti. Lebih dari 500 perusahaan kini menawarkan layanan AI khusus properti, meningkatkan efisiensi dan otomatisasi. Namun, kebijakan mengenai penggunaan AI masih dalam tahap pengembangan, terutama untuk menjaga transparansi.
Di sisi lain, keberlanjutan memainkan peran besar dalam peningkatan transparansi global, didorong oleh komitmen negara-negara untuk mengurangi emisi karbon. Prancis, AS, dan Jepang menjadi pemimpin dalam menerapkan standar kinerja energi bangunan. Namun, masih ada tantangan dalam menyelaraskan kinerja dekarbonisasi bangunan dengan target zero carbon.
Meskipun kemajuan signifikan, transparansi dalam keberlanjutan masih menjadi salah satu aspek yang paling kurang transparan secara global. Standar kinerja bangunan wajib dan pelaporan risiko iklim perlu diperkuat di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang.
Pasar Utang dan Regulasi Beneficial Ownership: Fokus Baru Transparansi
Pasar utang juga menjadi sorotan, dengan US$3,1 triliun aset properti global memiliki utang yang jatuh tempo pada tahun 2024 dan 2025. Diversifikasi sumber kredit menimbulkan kekhawatiran baru mengenai transparansi kondisi pembiayaan.
Di sisi lain, regulasi anti-pencucian uang dan kepemilikan manfaat (beneficial ownership) terus berkembang. Negara-negara seperti Indonesia dan Uni Emirat Arab telah memperkenalkan perubahan signifikan dalam peraturan ini untuk mendukung transparansi.
GRETI terus menjadi acuan bagi investor properti, membantu mereka dalam membuat keputusan yang lebih informatif di tengah dunia yang semakin kompleks.