Kisah dua pedagang pasar ini mungkin bisa menjadi inspirasi. Mereka yang terdampak pandemi ternyata mampu bangkit berkat kesadaarn pentingnya melek digital.
Mbak Pur adalah penjual jamu di di Pasar Lubuk Begalung, Padang, Sumatra Barat. Jamu adalah satu-satunya sumber penghasilan Mbak Pur yang telah ia jalani sejak duduk di bangku SMP. Ia belajar membuat jamu sembari membantu ibunya berjualan jamu, dan hingga saat ini, ia masih menggunakan resep yang sama.
Ketika pandemi melanda tahun lalu, penjualannya menurun drastis. “Rasanya sulit sekali, hingga seringkali saya merasa ingin menangis,” kata Mbak Pur.
Selain itu, Nyimas, 41 tahun, pedagang pakaian di kios kecil yang ia kontrak di Pasar Kranggan, Yogyakarta, juga mengalami kondisi yang serupa dengan Mbak Pur. “Saya rugi besar, penjualan anjlok,” kata Nyimas.
Namun, mereka tidak membiarkan pandemi mematahkan semangat mereka. Beberapa waktu yang lalu, mereka diajak oleh fasilitator dari UKM Indonesia untuk mengikuti pelatihan Pasar JuWAra, agar dapat menjangkau lebih banyak pelanggan dan meningkatkan pendapatan mereka.
“Saya dulu hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut untuk bertahan. Akhirnya, saya memberanikan diri untuk mencoba berjualan jamu secara daring. Ternyata berhasil dan sekarang penjualan sudah mulai membaik lagi,” tutur Mbak Pur.
Program Pasar JuWAra
Nyimas dan Mbak Pur adalah dua dari 1.243 pedagang pasar di Indonesia yang telah menyelesaikan pelatihan digital gratis dari Program Pasar JuWAra. Program ini diinisiasi oleh WhatsApp dan UKM Indonesia untuk membekali para pedagang pasar tradisional dengan pengetahuan untuk memanfaatkan sarana digital seperti WhatsApp Business.
Pelatihan ini dikemas ringan agar mudah dipahami. Para pedagang diajari cara memanfaatkan berbagai fitur yang tersedia di WhatsApp Business, serta cara efisien melayani dan bertransaksi dengan pelanggan melalui WhatsApp. Selain itu, mereka juga diajari cara memfoto produk mereka agar dapat menarik pembeli.
Baik Mbak Pur maupun Nyimas kini tidak lagi bergantung pada pelanggan yang berkunjung langsung ke toko mereka di pasar. Keduanya kini dapat dengan fasih menggunakan WhatsApp Business untuk berjualan.
“Pelanggan saya bisa melihat baju apa saja yang saya jual lewat fitur Katalog,” cerita Nyimas. “Sungguh memudahkan pelanggan mencari baju yang mereka inginkan. Bahkan, mereka juga bisa langsung mengetahui detail dan harga barang, kemudian langsung konfirmasi daftar pesanan mereka dengan memasukkan barang yang diinginkan ke Keranjang.”
Mbak Pur juga menceritakan tentang fitur favoritnya. “Fitur Balasan Cepat benar-benar membantu pelanggan saya merasa dilayani dengan baik, dan saya juga jadi bisa menghemat banyak waktu,” tutur Mbak Pur.
Pendapatan Mbak Pur dan Nyimas pun berangsur pulih setelah mulai memanfaatkan WhatsApp Business.
Tidak berhenti di situ, Nyimas bahkan turut membagikan ilmu yang telah dipelajarinya kepada teman-teman pedagang lain agar mereka juga bisa menggunakan WhatsApp Business. Dengan begitu, teman-teman pedagang lainnya juga bisa meningkatkan pendapatan mereka, apalagi menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Program Pasar JuWAra yang diadakan oleh WhatsApp dan UKM Indonesia telah melatih 1.243 pedagang dari 66 pasar tradisional yang tersebar di 25 kabupaten/kota Indonesia. Program ini dirancang agar pedagang yang telah menerima pelatihan dapat mengajari rekan-rekan pedagang di sekitar mereka tentang cara menggunakan WhatsApp Business untuk meningkatkan penjualan mereka.
“WhatsApp telah menjadi mitra kami sejak lama karena kami berbagi visi yang sama untuk memberdayakan UMKM di Indonesia. Kini, kami bermitra kembali untuk menghadirkan pelatihan ini bagi para pedagang pasar di pelosok Indonesia yang terdampak pandemi. Saat ini, kita tidak harus memiliki komputer untuk berjualan secara daring. Cukup dengan aplikasi yang mudah digunakan seperti WhatsApp Business sudah bisa membantu para pedagang berkembang bahkan di tengah pandemi,” kata Dewi Meisari, Project Leader UKMIndonesia.id.
WhatsApp juga menggandeng influencer nasional seperti Alyssa Soebandono dan influencer lokal, seperti Febrii Hikaru di Padang, Sophie Navita di Bali, and Sabria Kono di Yogyakarta, untuk mempromosikan keberadaan pedagang pasar yang kini bisa dihubungi melalui WhatsApp. Selain itu, Pasar JuWAra juga mengadakan pameran virtual di akun Instagram UKM Indonesia yang telah digelar sejak 3 Mei 2021. Pameran virtual ini menampilkan beberapa profil pedagang yang telah mengikuti pelatihan dan telah berhasil memanfaatkan WhatsApp Business. Pameran virtual dan dukungan dari para influencer ini diharapkan dapat membantu mendatangkan pelanggan baru bagi para pedagang Pasar JuWAra.
WhatsApp sangat peduli terhadap UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Kami berharap Program Pasar JuWAra kami dengan UKM Indonesia dapat mempercepat pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi,” kata Esther Samboh, Manajer Kebijakan Publik WhatsApp untuk Indonesia.
WhatsApp meluncurkan aplikasi gratis WhatsApp Business yang khusus didesain untuk membantu para pelaku UMKM pada 2018 lalu. Aplikasi ini menawarkan fitur-fitur seperti Balasan Cepat, Katalog, Keranjang, dan Pesan Otomatis untuk membantu pelaku UMKM memberikan layanan pelanggan yang lebih baik dan memudahkan transaksi mereka. Saat ini, ada lebih dari 175 juta orang berkirim pesan ke akun WhatsApp Business setiap harinya.