
Transformasi di sektor kesehatan digital semakin pesat, khususnya di kalangan generasi muda. Sebuah survei terbaru mengungkapkan bahwa 69% anak muda Indonesia kini memanfaatkan layanan telehealth, dan sebagian besar menggunakan lebih dari satu aplikasi untuk memantau kesehatan mereka. Teknologi seperti smartwatch dan aplikasi kesehatan digital telah menjadi alat penting yang mendorong perubahan paradigma dari pengobatan menuju pendekatan preventif.
Peningkatan Kesadaran dan Adopsi Teknologi Kesehatan
Hasil survei juga menunjukkan bahwa 6 dari 10 anak muda menggunakan smartwatch untuk melacak kondisi kesehatan mereka. Hal ini mencerminkan tingginya kesadaran generasi muda terhadap pentingnya pencegahan sebagai langkah awal dalam menjaga kesehatan. Selain itu, 73% dari mereka mulai peduli pada kesehatan mental dengan memanfaatkan aplikasi digital yang menawarkan berbagai fitur untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis.
Menurut Suwandi Ahmad, Chief Data Officer Lokadata.id, “Generasi muda semakin memahami pentingnya pencegahan dini. Sebanyak 43% rutin memeriksakan diri ke dokter setidaknya sekali dalam setahun. Tren ini menjadi bukti bahwa literasi digital memainkan peran penting dalam membangun kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat.”
Data menunjukkan bahwa 24% anak muda telah menjalani gaya hidup sehat melalui olahraga teratur, pola makan seimbang, dan tidur yang cukup. Tren ini menunjukkan bahwa teknologi tidak hanya menjadi alat pemantauan, tetapi juga sarana edukasi yang mendorong perilaku hidup sehat secara holistik.
Diskusi Inovasi di Power Lunch GDP Venture
Dalam diskusi bertajuk “Healthtech: Melampaui Batas Inovasi” yang diselenggarakan oleh GDP Venture, berbagai pakar kesehatan dan teknologi membahas peran telehealth dan genomik dalam membentuk masa depan kesehatan preventif. Beberapa pembicara yang hadir, antara lain:
- Setiaji, Chief Digital Transformation Office, Kementerian Kesehatan RI
- Suwandi Ahmad, Chief Data Officer Lokadata.id
- Alfonsius Timboel, Chief Operating Officer Halodoc
- Levana Sani, CEO Nalagenetics
- dr. Natalia Zwensi A., M.Sc, praktisi Kedokteran Genomik
Menurut Levana Sani, Co-founder & CEO Nalagenetics, “Sebanyak 40% penyakit dipengaruhi oleh faktor genetik. Dengan teknologi genomik, kita bisa memprediksi risiko penyakit dan memberikan solusi preventif yang lebih personal.”
Peran Genomik dan Teknologi dalam Kesehatan Preventif
Teknologi genomik menjadi inovasi penting dalam mendukung kesehatan preventif. Tes DNA kini mampu mendeteksi risiko penyakit seperti kanker, kardiometabolik, dan neurodegeneratif lebih dini. “Tes DNA bukanlah diagnosis, melainkan alat prediksi untuk membantu individu mengambil langkah preventif sebelum gejala muncul,” ujar dr. Natalia Zwensi A., M.Sc.
Halodoc juga memperluas layanannya dengan menawarkan homecare, seperti tes darah, vaksinasi, immune booster, hingga kunjungan dokter ke rumah. Inisiatif ini semakin mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat.
Tantangan dan Solusi untuk Akses yang Lebih Inklusif
Meskipun adopsi healthtech meningkat di kota besar, tantangan masih ada di daerah terpencil. Alfonsius Timboel menyoroti pentingnya literasi digital di luar kota besar. “Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat diperlukan untuk memastikan teknologi kesehatan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat,” jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya pemerintah, Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) pada Februari 2025. Program ini menargetkan 60 juta orang pada tahun pertama dan hingga 200 juta warga dalam lima tahun ke depan.
Di sisi regulasi, inisiatif seperti sandbox telehealth yang diluncurkan pada 2023 memberikan perlindungan kepada pengguna layanan. Platform yang memenuhi standar dapat menggunakan logo Kementerian Kesehatan sebagai jaminan keamanan dan kepercayaan.
Masa Depan Kesehatan Digital di Indonesia
Dengan semakin luasnya adopsi teknologi, sektor kesehatan digital memiliki potensi besar untuk berkembang. Pada 2040, diperkirakan 60% pengeluaran kesehatan akan diarahkan untuk langkah preventif. Inovasi seperti genomik, telehealth, dan AI akan memainkan peran penting dalam menciptakan layanan kesehatan yang lebih efisien dan inklusif.
Melalui kolaborasi lintas sektor dan investasi pada langkah preventif, Indonesia dapat memimpin transformasi kesehatan digital di kawasan Asia Tenggara. Generasi muda, dengan literasi digital yang semakin tinggi, menjadi penggerak utama dalam perubahan ini.