Home Solution AI dan Open Source: Kunci Masa Depan Inovasi Enterprise di 2025

AI dan Open Source: Kunci Masa Depan Inovasi Enterprise di 2025

Masa Depan Enterprise 2025: AI dan Open Source
Vony Tjiu, Country Manager Indonesia, Red Hat

Seiring dengan semakin tingginya pengadopsian Artificial Intelligence (AI) di seluruh dunia, perusahaan mulai mencari cara untuk mengintegrasikan teknologi ini secara lebih efisien dan inovatif. Dalam pandangan Vony Tjiu, Country Manager Indonesia untuk Red Hat, masa depan AI akan ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan open source sebagai katalis utama transformasi digital. Berikut ini adalah tiga tren utama yang diprediksi akan mengubah lanskap enterprise di Asia Pasifik tahun depan.

Open Source sebagai Pendorong Inovasi

Pertumbuhan proyek AI generatif berbasis open source mencatatkan lonjakan hingga 98% dalam setahun terakhir. Tren ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi global dalam menciptakan akses terhadap teknologi inovatif. Dengan solusi open source, berbagai hambatan yang kerap dihadapi perusahaan, seperti biaya, kedaulatan data, dan kesenjangan skill, dapat teratasi.

  • Kolaborasi Tanpa Batas: Open source menawarkan akses framework dan tools AI yang serbaguna untuk berbagai skala perusahaan, memperluas ruang kompetisi.
  • Keamanan yang Lebih Baik: Komunitas open source memungkinkan deteksi bug lebih cepat, memberikan kepercayaan lebih besar terhadap hasil yang dihasilkan AI.
  • Fleksibilitas Implementasi: Perusahaan dapat menyesuaikan solusi dengan kebutuhan spesifik tanpa kehilangan kontrol terhadap data sensitif.

Hybrid Cloud sebagai Standar Baru

Open hybrid cloud kini menjadi kebutuhan utama bagi bisnis di era yang menuntut kecepatan dan fleksibilitas. Teknologi ini memungkinkan perusahaan mengintegrasikan AI secara konsisten ke dalam operasional harian. Di Indonesia, sektor layanan keuangan menjadi pelopor penggunaan hybrid cloud untuk menjalankan workload AI, mencerminkan potensi teknologi ini dalam mendukung transformasi digital.
Hybrid cloud juga berkontribusi pada proyeksi kontribusi ekonomi AI di Indonesia, yang diperkirakan mencapai USD 366 miliar pada 2030. Melalui kolaborasi dengan penyedia teknologi tepercaya, perusahaan dapat memanfaatkan hybrid cloud untuk meningkatkan efisiensi operasional dan tetap relevan di tengah persaingan pasar.

Strategi Jangka Panjang untuk AI

Meski AI memiliki potensi besar, beberapa perusahaan masih terjebak dalam mengejar keuntungan jangka pendek tanpa mempertimbangkan dampak strategisnya. Menurut studi Ecosystm untuk IBM, hanya 17% perusahaan di ASEAN yang memiliki keahlian AI dan tim data science khusus. Untuk mencapai kematangan AI, diperlukan pendekatan jangka panjang yang mencakup:

  • Investasi pada Data dan Teknologi: Memastikan kesiapan data agar dapat diolah secara efisien dan akurat.
  • Peningkatan Keterampilan SDM: Menyediakan pelatihan untuk membantu karyawan memahami teknologi baru.
  • Tata Kelola yang Kuat: Menetapkan framework yang selaras dengan tujuan bisnis dan mengurangi risiko regulasi.

Visi 2025: AI dan Open Source sebagai Fondasi Inovasi

Menuju tahun 2025, AI dan open source diproyeksikan menjadi inti inovasi di berbagai sektor. Kombinasi teknologi ini tidak hanya memperluas akses terhadap teknologi canggih, tetapi juga menciptakan solusi yang lebih adaptif dan efisien. Perusahaan diharapkan semakin memperhatikan integritas data sebagai elemen penting dalam pengambilan keputusan berbasis AI.

Dengan mengadopsi open source, hybrid cloud, dan strategi AI jangka panjang, bisnis dari berbagai skala dapat meraih manfaat maksimal dari teknologi ini. AI tidak hanya menjadi alat, tetapi juga katalis yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan transformasi digital di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia.