Home Enterprise Laporan Lengkap Opensignal: Peta Persaingan Fixed Broadband Indonesia November 2025

Laporan Lengkap Opensignal: Peta Persaingan Fixed Broadband Indonesia November 2025

Opensignal, perusahaan analitik jaringan seluler terkemuka, telah merilis laporan terbarunya bertajuk “Fixed Broadband Experience November 2025” yang mengungkap gambaran komprehensif tentang kualitas layanan internet rumah di Indonesia. Laporan yang mencakup periode pengukuran 1 Agustus hingga 30 Oktober 2025 ini menjadi acuan penting bagi industri telekomunikasi karena menghadirkan data real dari pengalaman pengguna, terlepas dari paket yang mereka beli.​

Hasil analisis menunjukkan persaingan yang sangat ketat di antara delapan penyedia layanan internet (ISP) utama Indonesia: Biznet Home, CBN, Icon Plus, IndiHome/Telkomsel, Indosat HiFi, MyRepublic, Oxygen.id, dan XL Home. Yang menarik, tidak ada satu ISP yang mendominasi semua kategori—setiap pemain memiliki keunggulan spesifik di berbagai aspek layanan, mencerminkan kompleksitas dan dinamisme pasar broadband Indonesia.​

Metodologi dan Cakupan Pengukuran

Opensignal mengevaluasi lima aspek utama yang menentukan kualitas layanan broadband: Reliability Experience (Keandalan Pengalaman), Download Speed Experience (Kecepatan Unduh), Upload Speed Experience (Kecepatan Unggah), Consistent Quality (Konsistensi Kualitas), dan Video Experience (Pengalaman Video). Pengukuran dilakukan selama 90 hari penuh menggunakan data real dari aplikasi Opensignal yang terpasang di perangkat pengguna, memberikan gambaran akurat tentang kondisi jaringan di lapangan, bukan sekadar angka teoretis dari spesifikasi paket.​

Metode ini sangat penting karena mencerminkan pengalaman aktual pengguna dalam berbagai skenario: mulai dari pekerjaan dan pendidikan jarak jauh, streaming video berkualitas tinggi, hingga bermain game online. Hasil untuk setiap ISP Indonesia mencakup perpaduan teknologi yang berbeda—fiber optik (FTTH), kabel, Fixed Wireless Access (FWA), dan xDSL—namun tidak termasuk pengukuran dari dongle seluler.​

XL Home: Raja Keandalan Jaringan Nasional

Dalam kategori Reliability Experience, XL Home berhasil meraih posisi teratas dengan skor 463 poin dari skala maksimal 1.000, menempatkannya di atas Indosat HiFi dan Biznet Home. Angka ini menunjukkan tingginya kemampuan XL Home dalam menyediakan koneksi yang stabil untuk berbagai aktivitas online seperti streaming, browsing, dan video conference.​

Metrik Reliability Experience mengukur seluruh perjalanan pengalaman pengguna—dari proses koneksi awal hingga berhasil menyelesaikan tugas seperti streaming video, konferensi video, dan browsing web. Keunggulan ini menjadi faktor penting bagi pengguna yang membutuhkan koneksi tanpa gangguan sepanjang hari, terutama untuk kebutuhan profesional seperti work from home atau pembelajaran online.​

XL Home juga menunjukkan performa yang konsisten di wilayah pedesaan, mencatat skor keandalan 410 poin, hanya sedikit di bawah Indosat HiFi yang memimpin kategori ini di area rural dengan 433 poin. Pencapaian ini mendemonstrasikan komitmen XL Home dalam menyediakan layanan berkualitas tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di wilayah dengan infrastruktur yang lebih menantang.​

Biznet Home: Juara Kecepatan Unduh Nasional

Dalam aspek performa kecepatan, Biznet Home menunjukkan dominasi yang mengesankan di kategori Download Speed Experience dengan rata-rata 37,8 Mbps, sekitar 9% lebih cepat dibanding pesaing terdekat, XL Home yang mencatat 34,5 Mbps. MyRepublic berada di posisi ketiga dengan 34,5 Mbps, diikuti Oxygen.id dengan 33,7 Mbps.​

Kecepatan unduh yang tinggi ini sangat relevan bagi pengguna yang sering mengunduh file berukuran besar, menonton video streaming berkualitas tinggi seperti 4K, atau mengakses konten multimedia secara intensif. Performa Biznet yang konsisten di kategori ini menjadikannya pilihan ideal untuk rumah tangga dengan multiple users atau kebutuhan bandwidth tinggi.​

Data regional menunjukkan Biznet Home bahkan lebih unggul di wilayah Banten dengan kecepatan unduh mencapai 44,3 Mbps. Di wilayah pedesaan, meskipun kecepatannya turun menjadi sekitar 26 Mbps, Biznet masih mampu mempertahankan performa yang kompetitif. Konsistensi performa ini mencerminkan kualitas infrastruktur fiber optik yang telah dibangun Biznet di berbagai wilayah Indonesia.​

Oxygen.id: Pemimpin Kecepatan Unggah

Sementara Biznet menguasai kecepatan unduh, Oxygen.id tampil sebagai juara dalam kategori Upload Speed Experience, mengungguli Biznet Home dengan selisih tipis 0,6 Mbps. Oxygen.id mencatat kecepatan unggah 24,1 Mbps, diikuti MyRepublic (21,7 Mbps) dan CBN (21,4 Mbps).​

Pencapaian ini sangat penting terutama bagi pengguna yang sering melakukan upload file berukuran besar, content creator yang mengunggah video ke platform digital, streamer yang melakukan live streaming, atau profesional yang bekerja dengan aplikasi cloud-based yang membutuhkan unggahan stabil dan cepat. Di era digital saat ini, kecepatan unggah sering kali sama pentingnya dengan kecepatan unduh, terutama untuk pekerjaan kolaboratif dan konten kreasi.​

Di wilayah pedesaan, Oxygen.id bahkan lebih dominan dengan kecepatan unggah mencapai 24,1 Mbps, meninggalkan kompetitor cukup jauh. Performa ini menunjukkan bahwa Oxygen.id berhasil menyediakan layanan simetris atau mendekati simetris antara kecepatan unduh dan unggah, sebuah karakteristik yang sangat dihargai oleh pengguna profesional.​

Indosat HiFi dan XL Home: Bintang Konsistensi Kualitas

Dalam kategori Consistent Quality, Indosat HiFi dan XL Home sama-sama menjadi pemenang dengan skor yang hampir identik: 68,7-68,9%. Nilai ini merepresentasikan persentase pengujian yang memenuhi standar kualitas minimum untuk berbagai aktivitas online, mulai dari browsing web hingga streaming video dan panggilan video.​

Konsistensi kualitas sangat penting karena mencerminkan stabilitas koneksi dalam berbagai kondisi dan waktu penggunaan. ISP dengan skor Consistent Quality tinggi memberikan jaminan bahwa pengguna dapat menikmati pengalaman internet yang dapat diandalkan, tidak hanya pada jam-jam sepi tetapi juga pada peak hours ketika beban jaringan tinggi.​

Indosat HiFi menunjukkan keunggulan yang lebih menonjol di wilayah pedesaan, mencatat skor konsistensi 56,4% yang tertinggi di kategori ini. Pencapaian ini menunjukkan komitmen Indosat HiFi dalam menjaga kualitas layanan tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di area dengan infrastruktur yang lebih terbatas—sebuah tantangan signifikan mengingat kondisi geografis Indonesia.​

Dominasi Regional: Biznet di Jawa-Bali, XL Home di Kalimantan

Analisis berdasarkan wilayah mengungkap pola dominasi regional yang menarik. Biznet Home menunjukkan supremasi yang jelas di pulau Jawa dan wilayah Bali-Nusa Tenggara. Di Jakarta dan seluruh wilayah Jawa, Biznet menyabet sebagian besar penghargaan regional, memenangkan empat dari lima kategori yang dievaluasi Opensignal.​

Yang paling mengesankan adalah pencapaian Biznet di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, di mana provider ini berhasil melakukan clean sweep dengan memenangkan semua lima kategori yang diukur. Kinerja ini menegaskan kuatnya infrastruktur Biznet di area padat penduduk dan wilayah dengan pertumbuhan ekonomi digital yang tinggi, termasuk zona pariwisata seperti Bali yang memiliki kebutuhan konektivitas premium.​

Di sisi lain, XL Home tampil superior di wilayah Kalimantan, termasuk area Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang dikembangkan. XL Home menyapu bersih semua kategori di pulau ini, mulai dari kecepatan hingga pengalaman video, menunjukkan investasi infrastruktur yang kuat di wilayah yang menjadi fokus pembangunan nasional.​

Telkomsel dan Tantangan IndiHome

Meskipun Telkomsel (melalui IndiHome dan Orbit) menguasai 67% pangsa pasar fixed broadband nasional dan merupakan pemain terbesar dengan jejak kaki dan cakupan populasi paling luas di Indonesia, laporan Opensignal menunjukkan bahwa dominasi pasar tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas pengalaman pengguna.​

IndiHome mencatat performa yang tertinggal di hampir semua kategori pengukuran. Di wilayah pedesaan, IndiHome hanya mencatatkan skor konsistensi kualitas 41,1%—yang merupakan skor terendah di antara semua ISP yang dievaluasi. Kecepatan unggah IndiHome juga tercatat hanya 8,9 Mbps, jauh di bawah kompetitor lainnya.​

Tantangan geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau menyebabkan pembangunan jaringan kabel menjadi lebih sulit dan mahal, yang memperlambat penetrasi layanan internet tetap dan mempengaruhi kualitas layanan, terutama di wilayah terpencil. Dengan cakupan yang sangat luas mencakup area urban hingga rural, IndiHome menghadapi kompleksitas operasional yang jauh lebih tinggi dibanding kompetitor yang fokus pada pasar urban.​

Sebagai provider dengan perpaduan teknologi yang beragam—dari fiber optik hingga xDSL legacy dan FWA melalui Orbit—variasi teknologi ini juga mempengaruhi konsistensi pengalaman pengguna. Opensignal menegaskan bahwa hasil pengukuran sangat dipengaruhi oleh campuran teknologi yang digunakan ISP serta kualitas perangkat router di rumah pengguna.​

Performa di Wilayah Pedesaan

Analisis khusus untuk wilayah pedesaan mengungkap dinamika persaingan yang berbeda. Indosat HiFi menunjukkan keunggulan signifikan dalam konsistensi kualitas di area rural dengan skor 56,4%, meninggalkan IndiHome yang hanya mencatat 41,1%.​

Untuk kecepatan unduh di wilayah pedesaan, Oxygen.id berada di posisi teratas dengan 30,7 Mbps, sedikit unggul dari XL Home yang mencatat 28,2 Mbps. Sementara itu, MyRepublic, Biznet Home, dan CBN sama-sama berada di kisaran 26 Mbps. Indosat HiFi, meski unggul dalam konsistensi jaringan, mencatat kecepatan unduh yang lebih rendah, yakni 22,3 Mbps.​

Dalam hal keandalan di wilayah pedesaan, Indosat HiFi memimpin dengan skor 433 poin, diikuti XL Home (410 poin) dan Biznet Home (408 poin). IndiHome kembali berada di posisi terakhir dengan hanya 240 poin. Data ini menunjukkan bahwa provider dengan fokus pada kualitas layanan di segmen tertentu mampu memberikan performa lebih baik dibanding provider besar yang harus melayani market yang sangat luas.​

Konteks Pasar dan Tren Industri

Pasar fixed broadband Indonesia merupakan salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di dunia, namun penetrasi masih relatif rendah—berkisar antara 21,31% hingga 38,70% rumah tangga, tergantung sumber data yang digunakan. Angka ini masih jauh di bawah rata-rata Asia Tenggara yang mencapai 40%.​

ARPU (Average Revenue Per User) fixed broadband di Indonesia tercatat sekitar enam kali lebih tinggi dari layanan mobile, menunjukkan nilai ekonomi yang signifikan dari segmen ini. Dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan kebutuhan akan koneksi berkualitas tinggi untuk work from home, online learning, dan entertainment digital, fixed broadband diperkirakan akan mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun ke depan.​

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) sedang mendorong pengembangan layanan 5G Fixed Wireless Access (FWA) untuk mengatasi tantangan geografis Indonesia. Blok 80 MHz di pita frekuensi 1,4 GHz telah dialokasikan untuk tujuan ini, dengan Surge (WIFI) dan MyRepublic memenangkan lisensi regional dalam proses lelang yang digelar Oktober 2025.​

Program “Internet Rakyat” yang diluncurkan bertujuan menyediakan internet berkecepatan 100 Mbps dengan harga sekitar Rp100.000 – Rp150.000 per bulan, menjadi solusi bagi masyarakat menengah ke bawah yang membutuhkan akses internet stabil namun terjangkau. Layanan berbasis 5G FWA ini menargetkan wilayah Jawa, Maluku, Papua, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi.​

Implikasi bagi Konsumen dan Industri

Laporan Opensignal November 2025 ini memberikan insight berharga bagi konsumen dalam memilih layanan broadband yang sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka. Tidak ada satu ISP yang unggul di semua aspek, sehingga pilihan optimal sangat bergantung pada prioritas individu dan lokasi geografis.​

Bagi pengguna yang mengutamakan stabilitas dan keandalan koneksi untuk kebutuhan profesional seperti video conference atau pembelajaran online, XL Home menjadi pilihan terbaik dengan skor reliability tertinggi. Pengguna yang membutuhkan kecepatan unduh maksimal untuk streaming 4K atau download konten besar sebaiknya mempertimbangkan Biznet Home. Sementara content creator dan profesional digital yang sering melakukan upload file besar akan mendapat manfaat optimal dari Oxygen.id yang memimpin kategori upload speed.​

Untuk konsumen di wilayah Jakarta dan Jawa, Biznet Home menawarkan performa terbaik secara keseluruhan. Pengguna di Bali dan Nusa Tenggara juga akan mendapat pengalaman optimal dengan Biznet yang mendominasi semua kategori di wilayah tersebut. Sementara bagi konsumen di Kalimantan, termasuk di sekitar IKN, XL Home menjadi pilihan superior.​

Dari perspektif industri, hasil laporan ini menegaskan pentingnya investasi infrastruktur dan fokus pada kualitas pengalaman pengguna, bukan sekadar perluasan cakupan. ISP yang lebih kecil seperti Oxygen.id mampu bersaing bahkan melampaui pemain besar di kategori tertentu dengan fokus pada aspek spesifik layanan.fortuneidn+4

Prospek dan Rekomendasi

Ke depan, persaingan di pasar fixed broadband Indonesia diperkirakan akan semakin intensif dengan masuknya teknologi 5G FWA yang menawarkan alternatif deployment lebih cepat dan ekonomis dibanding fiber optik tradisional. Ericsson melaporkan bahwa FWA kini menjadi use case 5G terbesar kedua setelah enhanced Mobile Broadband (eMBB), dengan 53% dari Communication Service Provider (CSP) global menawarkan layanan FWA 5G per April 2024.​

Untuk konsumen, rekomendasi utama adalah melakukan riset mendalam sesuai kebutuhan spesifik dan lokasi geografis sebelum memilih provider. Pertimbangkan aspek-aspek seperti: kebutuhan kecepatan (unduh vs unggah), stabilitas koneksi, konsistensi kualitas di berbagai waktu, serta dukungan customer service.​

Bagi industri, fokus pada peningkatan pengalaman pengguna di wilayah pedesaan dan area underserved menjadi kunci untuk pertumbuhan jangka panjang. Kolaborasi antara operator, vendor teknologi, dan pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur 5G FWA dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan geografis Indonesia sambil mempercepat inklusi digital nasional.​

Laporan Opensignal November 2025 ini menjadi bukti bahwa pasar broadband Indonesia telah mencapai tingkat maturitas di mana persaingan tidak lagi hanya soal harga atau cakupan, tetapi tentang kualitas pengalaman pengguna yang terukur dan dapat diverifikasi secara independen. Era kompetisi berbasis kualitas layanan telah dimulai, dan konsumen adalah pihak yang paling diuntungkan dari dinamika ini.​