Home Enterprise Survei Cloudera: 96% Perusahaan Kini Sudah Mengintegrasikan AI ke Proses Bisnis Utama

Survei Cloudera: 96% Perusahaan Kini Sudah Mengintegrasikan AI ke Proses Bisnis Utama

6 prediksi Cloudera untuk tahun 2025

Hasil survei global terbaru yang dirilis oleh Cloudera menunjukkan bahwa adopsi Artificial Intelligence (AI) di tingkat enterprise kini telah memasuki fase baru. Sebanyak 96% perusahaan melaporkan bahwa mereka telah mengintegrasikan AI ke dalam proses bisnis utama, menandakan perubahan signifikan dari sekadar keunggulan kompetitif menjadi hal yang wajib dimiliki.

Survei bertajuk The Evolution of AI: The State of Enterprise AI and Data Architecture ini melibatkan lebih dari 1.500 pemimpin IT dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Temuannya mengungkap percepatan pengadopsian AI, perubahan lanskap arsitektur data, serta tantangan dalam mengembangkan AI yang aman, andal, dan berskala besar di tahun 2025.

Dari Eksperimen ke Integrasi Penuh

Jika pada 2024 hanya 88% perusahaan yang memanfaatkan AI, kini jumlahnya meningkat menjadi 96%. Hal ini menunjukkan bahwa AI tidak lagi sebatas uji coba, tetapi sudah menjadi bagian integral dari alur kerja perusahaan. Bahkan, 70% responden menyatakan bahwa mereka telah memperoleh hasil signifikan dari inisiatif AI, sementara hanya 1% yang mengaku belum melihat dampak nyata.

Pemanfaatan AI mencakup berbagai bentuk, mulai dari generative AI (60%), deep learning (53%), hingga predictive AI (50%). Tren diversifikasi juga semakin kuat, dengan 67% pemimpin IT merasa lebih siap untuk mengelola AI baru, terutama agen AI, dibanding tahun sebelumnya.

Hybrid Data Architecture Jadi Kunci

Salah satu faktor pendorong kesuksesan adopsi AI adalah perubahan paradigma dalam pengelolaan data. Hybrid data architecture kini menjadi standar, memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk menjalankan AI di berbagai lingkungan – baik cloud publik, cloud privat, maupun on-premise.

Responden menilai pendekatan hybrid unggul dalam aspek keamanan (62%), manajemen data lebih baik (55%), serta analitik optimal (54%). Namun demikian, masih ada tantangan besar, seperti integrasi data (37%), performa penyimpanan (17%), dan daya komputasi (17%).

Hanya 9% perusahaan yang mengaku memiliki akses penuh ke seluruh data mereka untuk mendukung inisiatif AI. Sebanyak 38% menyatakan sebagian besar data sudah dapat diakses, sisanya masih menghadapi keterbatasan aksesibilitas data.

Tantangan Keamanan Masih Menghantui

Meskipun optimisme tinggi, adopsi AI tidak lepas dari risiko. 50% responden mengaku khawatir dengan potensi kebocoran data saat pelatihan model AI. Ancaman lain yang diidentifikasi adalah akses data tanpa izin (48%) dan penggunaan alat AI pihak ketiga yang tidak aman (43%).

Namun, keyakinan untuk mengatasi isu keamanan cukup tinggi. Sebanyak 24% responden mengatakan sangat yakin dengan kemampuan mereka menjaga keamanan data AI, 53% cukup yakin, dan 19% merasa agak yakin.

Perspektif Cloudera

Sergio Gago, Chief Technology Officer Cloudera, menekankan bahwa AI kini telah bertransformasi menjadi mandat mendesak.

“Dalam satu tahun, AI bergeser dari strategi opsional menjadi kewajiban yang membentuk ulang operasional bisnis. Namun, banyak perusahaan masih terjebak di tahap proof-of-concept karena terkendala keamanan dan tata kelola data,” jelasnya.

Cloudera menegaskan komitmennya untuk membantu perusahaan menjalankan AI di mana pun data berada – dari cloud publik hingga on-premise – dengan menjamin governance, lineage, dan trust. Melalui inovasi seperti Private AI dan GPU-based generative AI behind firewall, Cloudera menghadirkan kendali penuh agar perusahaan bisa memaksimalkan potensi AI tanpa mengorbankan kepatuhan.

Sementara itu, Sherlie Karnidta, Country Manager Cloudera Indonesia, menilai temuan ini relevan dengan kondisi Indonesia.

“Bagi perusahaan di Indonesia, laporan ini menjadi pengingat untuk mempercepat adopsi AI yang aman, terkelola, dan sesuai regulasi. Cloudera hadir untuk mendukung perusahaan melangkah dari tahap uji coba menuju implementasi AI berkelanjutan,” ungkapnya.

Cloud dan Masa Depan AI Enterprise

Survei juga mencatat bahwa 63% perusahaan menyimpan data di cloud privat, 52% di cloud publik, dan 42% di data warehouse. Hal ini memperlihatkan bahwa model hybrid-cloud semakin menjadi pilihan utama dalam strategi data modern.

Laporan ini diluncurkan dalam ajang EVOLVE25 NY, acara unggulan Cloudera yang mempertemukan inovasi di persimpangan antara AI dan data.