
Platform pembelajaran fintech 10×1000 Tech for Inclusion (“10×1000”) hari ini mengumumkan bahwa pada tahun 2022, sebanyak 1.741 pembelajar telah berhasil mendapatkan sertifikat setelah menyelesaikan Fintech Foundation Program dan Fintech Leadership Program dari 10×1000, meningkat lebih dari 63% dari tahun sebelumnya. Para pembelajar tersebut sebagian besar berasal dari lima negara, yaitu Indonesia, Filipina, China, Thailand, dan Pakistan. Dari jumlah tersebut, lebih dari 250 pembelajar berasal dari Indonesia dan persentase pembelajar perempuan yang mendapatkan sertifikat mencapai 48%. Selain itu, lebih dari 20% pembelajar berasal dari segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Jennifer Tan, Program Head 10×1000, mengatakan bahwa keberhasilan program pada tahun 2022 terjadi karena kurikulum yang benar-benar global dan dukungan para pengajar dan mitra di seluruh dunia. Dalam program pembelajaran tersebut, lebih dari 40 pakar dan ilmuwan dari sekitar 20 negara dan kawasan berpartisipasi dalam membuat kurikulum. Mereka menyumbangkan kepakaran dan pelajaran dari praktik nyata untuk meningkatkan mindset, pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memperlengkapi para pembelajar menjadi pemimpin generasi masa depan dalam ekonomi digital.
Selain itu, 10×1000 juga memberikan penghargaan “2022 10×1000 Inclusion Awards” kepada tiga partner 10×1000, yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Fintech Alliance.ph, dan Jokkolabs, atas kontribusi mereka dalam membuat program ini menjadi lebih inklusif. Fintech Alliance.ph dari Filipina merekrut 573 pembelajar yang menyelesaikan pendidikan mereka pada 2022, dengan 356 orang di antaranya adalah perempuan. Jokkolabs meluncurkan Fintech Foundation Program di Prancis untuk melayani para pembelajar dari Afrika. Pada tahun 2022, sebanyak 60 orang pembelajar berbahasa Prancis dari total 17 negara dan kawasan di Afrika telah menyelesaikan program tersebut. Kementerian Kominfo juga berhasil menghasilkan 224 lulusan dari 205 organisasi, dengan 72 di antaranya berasal dari segmen UMKM.
Said Mirza Pahlevi, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) SDPPPI, Badan Litbang SDM, Kementerian Kominfo RI, mengatakan bahwa ini adalah sesuatu yang hanya dapat dicapai melalui kerja sama yang baik antara Kominfo, Ant Group, program 10×1000 Tech for Inclusion dan juga para alumni program ini. Kominfo fokus pada upaya untuk membantu usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) memasuki pasar digital. Sebelum pandemi, jumlah UMKM yang masuk ke pasar digital sekitar 9 juta dari total 64 juta, dan sekarang sudah mencapai 21 juta. Mereka menargetkan 30 juta pada tahun
Said Mirza Pahlevi, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) SDPPPI, Badan Litbang SDM, Kementerian Kominfo RI, mengatakan bahwa ini adalah sesuatu yang hanya dapat dicapai melalui kerja sama yang baik antara Kominfo, Ant Group, program 10×1000 Tech for Inclusion dan juga para alumni program ini. Kominfo fokus pada upaya untuk membantu usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) memasuki pasar digital. Sebelum pandemi, jumlah UMKM yang masuk ke pasar digital sekitar 9 juta dari total 64 juta, dan sekarang sudah mencapai 21 juta. Mereka menargetkan 30 juta pada tahun
Said Mirza Pahlevi, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) SDPPPI, Badan Litbang SDM, Kementerian Kominfo RI, mengatakan bahwa ini adalah sesuatu yang hanya dapat dicapai melalui kerja sama yang baik antara Kominfo, Ant Group, program 10×1000 Tech for Inclusion dan juga para alumni program ini. Kominfo fokus pada upaya untuk membantu usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) memasuki pasar digital. Sebelum pandemi, jumlah UMKM yang masuk ke pasar digital sekitar 9 juta dari total 64 juta, dan sekarang sudah mencapai 21 juta. Mereka menargetkan 30 juta pada tahun 2024. “Untuk mencapai target tersebut, kami tidak hanya membutuhkan upaya besar, tetapi juga kerja sama dari semua elemen, pemerintah dan sektor publik dan swasta lainnya, oleh karena itu kami sangat menghargai upaya dan kerja sama dari Ant Group, 10×1000 Tech for Inclusion dan juga para alumni selama pembelajaran pada tahun 2022. Dan kami berharap kerjasama seperti ini dapat terus meningkat di tahun-tahun mendatang,” Pungkas Said
Untuk memperluas akses program ini, 10×1000 telah mengumumkan beberapa inisiatif baru pada tahun 2023:
- Bahasa baru: Fintech Foundation Program dan Green Fintech Miniseries akan tersedia dalam Bahasa Indonesia; Green Fintech Miniseries juga akan tersedia dalam Bahasa Prancis.
- Mini-series Baru: sebuah miniseries baru mengenai layanan keuangan digital akan diluncurkan.