
1997, tahun di mana badai mulai melanda negeri. Krisis keuangan mulai menghinggapi berbagai negara Asia, tak terkecuali Indonesia. Pelemahan rupiah, inflasi tinggi, membuat kehidupan sehari-hari terasa seperti berjalan di atas tanah yang goyah. Entitas bisnis dan masyarakatpun pun berhitung ulang. Dalam situasi ini, sebuah keputusan berani dibuat.
Telkomsel, operator telekomunikasi yang saat itu masih sangat muda (berdiri 26 Mei 1995) meluncurkan SIMPATI, kartu prabayar pertama di Asia.
Tak seperti hari ini, dulu pengguna pascabayar lebih dominan. Hadirnya SIMPATI memberikan alternatif baru telekomunikasi seluler, menawarkan fleksibilitas dan keterjangkauan. Dengan sistem bayar-sebagaimana-digunakan, pengguna bisa mengisi ulang pulsa sesuai kebutuhan, seperti membeli segelas kopi di warung pinggir jalan. Ini bukan sekadar teknologi; ini adalah harapan yang terjalin dalam setiap panggilan, membantu jutaan orang tetap terhubung di tengah badai ekonomi.
Peluncuran SIMPATI membuat komposisi prabayar- pascabayar Telkomsel berubah. Data menunjukkan, pada 1998, Telkomsel memiliki 492.624 pelanggan total, dengan 329.384 pascabayar. Hal ini menyiratkan ada sekitar 163.240 pelanggan prabayar yang kemungkinan besar adalah pengguna SIMPATI. Hal ini menegaskan bahwa keputusan TELKOMSEL meluncurkan SIMPATI adalah tepat. Masyarakat menjadi punya pilihan lebih di tengah krisis.
Perjalanan Menuju Legenda: Inovasi dan Transformasi
Dari awal, SIMPATI sepertinya dirancang untuk menjadi lebih dari sekadar kartu prabayar. Sebagai pelopor, ia menerangi langit malam industri telekomunikasi Indonesia. Pada perkembangannya, di tahun 1998, Telkomsel kemudian memperkenalkan simPATI Nusantara, memungkinkan komunikasi nasional tanpa batas, dengan motto “simPATI tetap terkendali,” Ini membuat telekomunikasi Indonesia berjejaring pesat, tumbuh subur menyatukan nusantara.
Tahun-tahun berikutnya adalah masa keemasan inovasi. SIMPATI memperkenalkan fitur -yang meskipun saat ini terasa biasa- tapi saat itu terasa revolusioner: transfer pulsa untuk berbagi kepedulian, nada dering pribadi (NSP) untuk mengekspresikan diri, dan paket internet yang membuka pintu ke dunia digital. Varian seperti simPATI Discovery untuk pecinta teknologi, simPATI LOOP untuk generasi muda, dan simPATI Jitu untuk profesional, semuanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan setiap segmen masyarakat. Ini seperti setiap inovasi adalah catatan baru dalam simfoni kemajuan, harmonis dengan kebutuhan rakyat.
Langkah berani sudah, langkah revolusioner sudah, kini saatnya langkah strategis. Pada 18 Juni 2021, SIMPATI, bersama Kartu AS dan Loop, dilebur menjadi Telkomsel Prabayar. Ini adalah langkah strategis untuk menyederhanakan layanan di era digital guna mengikuti perkembangan jaman. Meski positif, tapi bagi banyak orang ada sesuatu yang hilang saat nama SIMPATI tak lagi bergema. Nama SIMPATI ternyata sudah sangat elekat, tak hanya sebagai hanya produk; ia adalah bagian dari ingatan kolektif, seperti lagu kenangan yang selalu membawa senyum saat didengar.
Kembali Sebagai Legenda: Reintroduksi SIMPATI 2025
Dan kemudian, pada 26 Mei 2025—tepat saat Telkomsel merayakan ulang tahun ke-30—SIMPATI pun kembali. Bukan sebagai bayangan masa lalu, tapi sebagai legenda yang siap menyambut masa depan. Dengan konsep #TerbaikUntukmu, SIMPATI hadir dengan 24 manfaat gaya hidup digital yang bisa dipilih sesuai kebutuhan, seperti YouTube Premium, voucher belanja GoPay, diamond Mobile Legends, dan perlindungan digital, menurut. SIMPATI hadir dengan harga paketnya mulai Rp35.000, termasuk 3 GB kuota internet untuk 30 hari, dan pelanggan bisa mengubah manfaat bulanan tanpa biaya tambahan, didukung jaringan 4G/LTE dan Hyper 5G Telkomsel yang terluas.
Reintroduksi ini juga ditandai dengan kampanye “30 Tahun, 30 Kejutan,” berlangsung dari 26 Mei hingga 26 Juni 2025, menawarkan 30 promo spesial, seperti cashback hingga Rp300.000, diskon smartphone, diskon modem Orbit, promo Telkomsel Poin, dan kolaborasi dengan TikTok dan GoPay, menurut. Logo baru SIMPATI, dengan tulisan “SIMPATI” berhuruf besar, teks putih di latar belakang merah, melambangkan keberanian dan transformasi, sama seperti warna merahnya TELKOMSEL.
Direktur Utama Telkomsel, Nugroho, menyatakan, “Tepat 30 tahun, tiga dekade dengan langkah, peluh, dan pengabdian, Telkomsel terus menyalakan sinyal harapan di pelosok hingga penjuru negeri,”. Direktur Marketing Telkomsel, Derrick Heng, menambahkan, “Merayakan tiga dekade kepercayaan pelanggan yang menemani perjalanan Telkomsel Majukan Indonesia, kami menghadirkan kampanye ‘30 Tahun, 30 Kejutan’, yakni 30 hari penuh kejutan dengan 30 program promo spesial yang sudah kami kurasi.”
SIMPATI, lahir di tengah badai krisis 1997-1998, telah menjadi legenda melalui inovasi seperti kartu isi ulang dan transformasi seperti varian-varian serta reintroduksi pada 2025. Ia bukan hanya kartu prabayar; ia adalah simbol koneksi, harapan, dan semangat Indonesia yang tak pernah menyerah. Seperti lagu lama yang dinyanyikan ulang dengan aransemen baru, SIMPATI kembali untuk menyapa generasi baru, membawa warisan masa lalu dan janji masa depan.
Selamat datang kembali SIMPATI!