
HerLens resmi menutup rangkaian program BrightHer 2025 dengan menggelar talkshow bertajuk “BrightHer 2025: Kolaborasi AI dan Kesehatan Perempuan untuk Mendorong Akses Skrining Kanker Serviks di Indonesia” di @america, Jakarta. Acara ini menghadirkan pakar kesehatan, perwakilan pemerintah, lembaga internasional, dan mitra ekosistem untuk membahas pemanfaatan teknologi, khususnya artificial intelligence (AI), dalam percepatan eliminasi kanker serviks di Indonesia.
Talkshow BrightHer menghadirkan empat narasumber, yakni Dr. dr. Gatot Purwoto, Sp.OG(K), Subsp. Onk, MPH (Obstetrician-Gynecologic Oncology, RSCM FKUI), dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI), Syahda Maulida P (Associate, Angin Advisory), serta Nidya Anifa (Co-Founder HerLens). Peserta yang hadir meliputi tenaga kesehatan, pemangku kebijakan, sektor swasta, mahasiswa, hingga publik umum.
Melalui forum ini, HerLens memaparkan perjalanan dan capaian program BrightHer sepanjang 2025, mulai dari pengembangan teknologi AI untuk deteksi dini kanker serviks, pelatihan tenaga kesehatan, pelaksanaan roadshow skrining, hingga perluasan kolaborasi di berbagai daerah.
Kanker Serviks Masih Jadi Ancaman Serius
Dalam paparannya, HerLens menyoroti bahwa kanker serviks masih menjadi penyebab kematian kedua tertinggi pada perempuan di Indonesia. Tingkat skrining nasional baru berada di kisaran 7 persen per 2023, jauh dari target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menargetkan cakupan skrining 70 persen pada 2030.
Di lapangan, metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) masih banyak mengandalkan pengamatan visual manual oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini dinilai rentan subjektivitas dan ketidakkonsistenan, terutama di fasilitas layanan dengan keterbatasan sumber daya dan pelatihan.
HerLens menawarkan pendekatan berbeda melalui teknologi AI yang dikembangkan untuk membantu interpretasi hasil pemeriksaan IVA secara lebih akurat dan konsisten. Dengan memanfaatkan kamera smartphone, solusi ini diharapkan dapat mendukung tenaga kesehatan dalam mengambil keputusan klinis yang lebih cepat dan tepat, baik di wilayah urban maupun daerah dengan akses layanan terbatas.
391 Perempuan Terskrining, 75+ Tenaga Kesehatan Dilatih
Sepanjang 2025, program BrightHer yang diinisiasi HerLens bersama jaringan mitra seperti Female Cancer Program FKUI–RSCM, Puskesmas, Poltekkes, dan komunitas lokal berhasil menjangkau ratusan perempuan di tiga wilayah berbeda.
Di Jabodetabek, kegiatan skrining IVA–DoVIA berbasis AI dilaksanakan di RSCM Kintani dan Rumpun Ilmu Kesehatan UI dengan total 150 klien yang diperiksa. Di Bengkulu, program berlangsung di RSKJ Soeprapto dan Puskesmas Nusa Indah dengan 68 klien. Sementara di Bojonegoro, kegiatan dilaksanakan di Balai Desa Ngiringinrejo dan berhasil menjangkau 173 klien. Secara total, terdapat 391 perempuan yang mendapatkan layanan skrining IVA–DoVIA berbasis AI secara gratis melalui rangkaian kegiatan BrightHer 2025.
Selain layanan langsung kepada perempuan, HerLens juga berfokus pada peningkatan kapasitas tenaga kesehatan. Sepanjang tahun, lebih dari 75 dokter dan bidan di Kampus UI Depok serta Bengkulu mengikuti pelatihan terkait teknik VIA–DoVIA dan penggunaan AI HerLens. Kurikulum pelatihan mencakup materi klinis, praktik lapangan, serta aspek quality assurance untuk memastikan standardisasi layanan skrining.
Diakselerasi Global, HerLens Kantongi Investasi Pre-Seed
Tahun 2025 menjadi tonggak penting bagi HerLens di tingkat regional. Startup teknologi kesehatan ini berhasil mengamankan pendanaan pre-seed dari 22 Health Venture, venture fund yang berfokus pada inovasi teknologi kesehatan di kawasan Asia Pasifik.
Pendanaan tersebut difasilitasi melalui partisipasi HerLens dalam NUS School of Medicine Digital Health Accelerator, salah satu program akselerator health-tech paling kompetitif di kawasan. Dukungan ini memperkuat validasi bahwa solusi HerLens relevan secara global, khususnya dalam upaya meningkatkan deteksi dini kanker serviks di negara-negara berkembang.
Melalui investasi ini, teknologi AI HerLens dinilai memiliki potensi untuk di-scale dan diintegrasikan lebih jauh ke dalam sistem kesehatan nasional. Kepercayaan ekosistem internasional juga menjadi modal penting bagi HerLens untuk terus mendorong percepatan eliminasi kanker serviks di Indonesia.
Modul Edukasi untuk Publik dan Tenaga Kesehatan
Sebagai bagian dari BrightHer, HerLens bekerja sama dengan doses.id mengembangkan dua modul edukasi yang dirancang untuk menjawab kebutuhan informasi di dua level berbeda.
Pertama, Modul Edukasi Publik yang berfokus pada pengetahuan dasar mengenai kanker serviks dan upaya pencegahannya, termasuk pentingnya skrining berkala. Kedua, Modul Pelatihan Tenaga Kesehatan yang mengulas teknik VIA–DoVIA serta panduan penggunaan AI HerLens dalam praktik klinis.
Kedua modul ini telah digunakan dalam rangkaian kegiatan di Jakarta, Bojonegoro, dan Bengkulu. Selain itu, materi juga telah disediakan di sejumlah perpustakaan publik seperti Perpustakaan DKI Jakarta, Perpustakaan Taman Literasi, dan Foreword Library di Jakarta, sehingga dapat diakses lebih luas oleh masyarakat dan tenaga kesehatan.
Didukung Hibah Internasional dan Nasional
Kredibilitas dan dampak program BrightHer turut diperkuat lewat dukungan hibah dari dua program bergengsi, yaitu YSEALI Seeds for the Future yang diinisiasi U.S. Department of State, serta program Pikiran Terbaik Negeri dari Yayasan BUMN.
Melalui YSEALI Seeds for the Future, HerLens terpilih sebagai salah satu penerima hibah kompetitif regional untuk menjalankan BrightHer dengan fokus pada perluasan akses skrining kanker serviks berbasis teknologi, pelatihan tenaga kesehatan, dan edukasi komunitas di Jabodetabek dan Bojonegoro. Program ini juga membuka ruang kolaborasi lintas negara dan memperkuat hubungan HerLens dengan jejaring lembaga internasional.
Di tingkat nasional, hibah dari program Pikiran Terbaik Negeri dimanfaatkan untuk memperluas aktivitas edukasi, pelatihan, dan skrining di Bengkulu, sekaligus memperkuat jejaring dengan Puskesmas dan komunitas lokal. Kombinasi dukungan hibah internasional dan nasional ini menjadi pengakuan atas relevansi sosial, potensi skalabilitas, serta dampak nyata HerLens bagi kesehatan perempuan Indonesia.
Memperkuat Kolaborasi Lintas Sektor
HerLens menegaskan bahwa upaya eliminasi kanker serviks tidak dapat dilakukan secara parsial. Karena itu, BrightHer 2025 dibangun di atas kolaborasi lintas sektor yang melibatkan:
- FKUI–RSCM melalui Female Cancer Program Jakarta
- Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)
- Kementerian Kesehatan RI
- Yayasan BUMN dan ANGIN Advisory
- Puskesmas dan Dinas Kesehatan di tingkat daerah
- U.S. Embassy Jakarta dan @america
- NUS School of Medicine dan 22 Health Venture
Jaringan kemitraan ini membantu memperluas jangkauan program sekaligus mempersiapkan HerLens untuk adopsi yang lebih luas dalam sistem pelayanan kesehatan Indonesia di masa depan.
Suara dari Para Narasumber
Co-Founder HerLens, Nidya Anifa, menekankan pentingnya teknologi yang inklusif untuk menjembatani kesenjangan layanan antara kota dan daerah rural. Ia menyebut bahwa data dari Bojonegoro dan Bengkulu menunjukkan perempuan dan tenaga kesehatan merasa lebih percaya diri melakukan skrining ketika layanan menjadi lebih mudah dan lebih akurat.
Dari sisi pemerintah, dr. Siti Nadia Tarmizi menyoroti bahwa kanker serviks merupakan salah satu dari sedikit kanker yang penyebab utamanya diketahui dengan jelas, yakni infeksi Human Papillomavirus (HPV) pada sekitar 90 persen kasus. Ia mengajak masyarakat untuk tidak ragu melakukan skrining melalui co-testing HPV DNA dan IVA, serta menggerakkan orang-orang terdekat—mulai dari teman, sahabat, ibu, hingga kerabat—untuk memanfaatkan layanan skrining yang tersedia.
Sementara itu, Syahda Maulida dari ANGIN Advisory menyoroti pentingnya komersialisasi inovasi kesehatan agar solusi yang dibangun dapat berkelanjutan. Menurutnya, banyak inovasi sosial yang kemudian berkembang menjadi bisnis dan justru melalui model tersebut dampaknya bisa menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat.
Dr. Gatot Purwoto dari RSCM FKUI mengingatkan bahwa kesehatan perempuan memiliki dampak domino terhadap keluarga. Ketika seorang ibu atau istri sakit, suami dan anak-anak akan ikut terdampak. Ia menegaskan bahwa menjadikan eradikasi kanker serviks sebagai cita-cita bersama adalah langkah penting yang wajib diperjuangkan.
Tentang HerLens dan BrightHer
HerLens adalah startup teknologi kesehatan yang mengembangkan solusi AI untuk meningkatkan akurasi pemeriksaan deteksi dini kanker serviks menggunakan kamera smartphone. HerLens bertujuan menghadirkan layanan skrining yang akurat, cepat, dan mudah diakses perempuan di berbagai wilayah Indonesia.
BrightHer sendiri merupakan inisiatif HerLens yang berjalan bersama Female Cancer Program Jakarta dan FKUI–RSCM untuk memperluas akses skrining kanker serviks berbasis AI melalui pelatihan tenaga kesehatan, kegiatan lapangan, dan edukasi publik di wilayah urban maupun rural.
Dengan rangkaian capaian sepanjang 2025 serta dukungan beragam pemangku kepentingan, HerLens menegaskan komitmennya untuk terus mendorong eliminasi kanker serviks di Indonesia melalui kombinasi inovasi teknologi, penguatan kapasitas tenaga kesehatan, dan pemberdayaan komunitas.



